Chapter 4

1.5K 175 30
                                    

Hogwarts Express meluncur mantap ke arah utara. Pemandangan di luar menjadi semakin liar dan gelap sementara awan-awan di atas menebal. Anak-anak berkejaran
melewati pintu kompartemen mereka.

Crookshanks sekarang mendekam di atas tempat duduk kosong, wajahnya yang gepeng menghadap Ron, matanya yang hijau mengawasi
saku atas Ron.

Sedangkan Hexa tertidur nyaman di pangkuan babu—eh majikan—nya.

Pukul satu si penyihir wanita gemuk dengan troli makanan tiba di pintu kompartemen. "Kita bangunkan atau tidak?" Ron bertanya canggung, mengangguk ke arah Professor Lupin. "Kelihatannya dia perlu makan."

Anvayz yang berada di antara Harry dan Professor Lupin membangunkan perlahan. "Eh-Professor?" katanya. "Maaf Professor?" Dia tidak bergerak.

"Jangan khawatir, Nak." kata si penyihir seraya menyerahkan setumpuk besar kue kepada Harry. "Kalau dia lapar waktu bangun nanti, aku ada di depan dengan masinis."

"Dia tidur, kan?" kata Ron pelan, setelah si penyihir menutup pintu kompartemen mereka. "Maksudku- dia tidak mati, kan?"

"Tidak, tidak, dia masih bernapas," bisik Anvayz, mengambil kue yang ditawarkan Harry. "tampan ya" celetuk Anvayz tanpa sadar.

Ketiganya memandang Anvayz dengan cepat, "yah, lumayan" sahut Hermione.

"tapi lebih tampan Snape, tentu saja." balas Anvayz cepat, saat sadar dengan apa yang dia katakan sebelumnya. Menyembunyikan rasa gugupnya dengan percaya diri seperti biasa.

"kau masih menyukai dia Vay?"

"mungkin" kata Anvayz sedikit ragu.

"dia Pria paling dingin se-antero Hogwarts, aku tidak yakin dia bisa jatuh cinta" sahut Ron.

"bukan tidak bisa, tetapi belum."

*#*#*#

Professor Lupin mungkin bukan teman seperjalanan yang baik, tetapi kehadirannya di kompartemen mereka ada gunanya. Lewat tengah hari, ketika hujan mulai turun, menyamarkan perbukitan yang terhampar di luar jendela, mereka mendengar langkah-langkah kaki di koridor lagi, dan tiga orang yang paling tidak mereka sukai muncul di pintu: Draco Malfoy diapit kroninya, Vincent Crabbe dan Gregory Goyle.

"Wah, lihat, siapa itu," kata Malfoy dengan suaranya yang seperti orang malas, membuka pintu kompartemen mereka. "Potty and the Weasel." Itu ejekan tentu, sebab potty berarti pispot, sedangkan weasel adalah binatang sejenis musang. Crabbe dan Goyle terkekeh macam troll.
"Kudengar ayahmu akhirnya berhasil dapat emas musim panas ini, Weasley," kata Malfoy. "Apa ibumu mati saking kagetnya?"

Ron berdiri cepat sekali, menyenggol keranjang Crookshanks sampai jatuh ke lantai. Professor Lupin mendengus.

"Siapa itu?" tanya Malfoy, otomatis melangkah mundur begitu melihat Lupin.

"Guru baru," kata Harry, yang sudah bangkit juga, siapa tahu dia perlu menahan Ron.

"pergi Cousin! Jangan mengganggu, aku ingin tidur!" gertak Anvayz yang ingin kembali tidur. Jika bukan karena bibinya yang ingin Draco diawasi olehnya selama di Hogwarts, Anvayz sangat malas dekat-dekat dengan sepupunya itu.

Yah walaupun Draco terkenal licik dan menyebalkan, tetapi ia takut terhadap Anvayz. Takut jika Anvayz menyuruh hewan peliharaannya mengejar Draco, ia tentu saja tidak bisa mengadu kepada ayahnya. Sebab pasti ayahnya akan memarahi Draco karena melawan perempuan, apalagi sepupunya sendiri.

Mata pucat Malfoy menyipit. Dia juga tak begitu bodoh sehingga mau berkelahi di depan hidung guru. "Ayo" gumamnya kecewa kepada Crabbe dan Goyle, dan mereka menghilang.

Harry dan Ron duduk lagi. Ron menggosok-gosok buku-buku jarinya. "Aku tak mau diam saja dikata-katai Malfoy tahun ini," katanya berang.

"Betul. Kalau dia sekali lagi menghina keluargaku, akan kupegang kepalanya dan..." Ron memperagakan gerakan bengis di tengah udara.

"Ron," desis Hermione, menunjuk Professor Lupin, "hati-hati..." Tetapi Professor Lupin masih tidur nyenyak, Anvayz juga ikut tertidur.

*#*#*#

Waktu berlalu dengan cepat, entah berapa lama Anvayz sudah tertidur pulas. Bahkan ia sudah tergeletak di tempat duduk Harry dengan kaki tetap pada posisi duduk, Harry yang merubah posisinya dan ia pindah ke tempat duduk Ron dan Hermione.

Setelah berapa saat, tiba-tiba Anvayz gelisah dalam tidurnya, lalu ia berteriak "NO! TANTE KAU JAHAT! JANGAN TANTE, JANGAN!" ia semakin gelisah, badannya terguncang. Dia akan terguling ke bawah jika saja Harry tidak dengan cepat menangkapnya.

Anvayz bangun dari tidurnya, pandangannya yang kosong berkeliling. Otaknya mencerna apa yang terjadi.

"kamu kenapa Vay? Kamu baik-baik saja? Hei, kenapa melamun?" Harry menggerak-gerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri tepat di depan wajah Anvayz.

Anvayz tersentak, lalu manik keabuan-nya yang indah mengeluarkan liquid. Harry segera menarik kepala Anvayz ke dalam dekapannya, sambil mengelus rambut pirang kotor Anvayz dengan lembut.

"hei, tak apa, aku disini." ucap Harry.

Lupin mengeluarkan cokelat dari saku nya, cokelat yang sama sekali belum dibuka bungkusnya. Lalu memberikannya kepada Anvayz sambil tersenyum hangat dan manis. "eat, you'll feel better."

Anvayz melirik tangan Lupin, lalu menoleh ke wajahnya. "thanks Sir" lirihnya disertai senyuman yang menurut Lupin manis —eh.

"kenapa aku mengingat hal itu lagi Rry?" cicit Anvayz terisak yang tetap terdengar oleh mereka semua.

"pengaruh Dementor, tadi dia ada disini. Aku tidak tau pasti apa yang terjadi, saat Dementor datang rasanya semua kebahagiaan tersedot olehnya. Dan aku tidak tahu lagi apa yang selanjutnya terjadi karena aku pingsan, tetapi sebelum itu aku melihat Professor Lupin mengeluarkan cahaya perak dari tongkatnya."

"Dementor? penjaga Azkaban? tapi kenapa makhluk itu datang ke kereta?"

"mencari Sirius Black"

"Uncle?"

Lupin sedikit tersentak mengetahui ia adalah keponakan dari Sirius, tetapi Lupin dengan cepat menormalkan wajahnya.

"sudah lupakan saja, pikirkan kesehatan mu dulu. Kata Ron kau juga sempat kejang-kejang, tetapi kembali tertidur. Lalu tadi aku melihat sendiri jika kau kembali kejang-kejang dan berteriak. Bahkan Dementor sekalipun tidak bisa membangunkan tidurmu Vay" ledek Harry.

"ish kau ini, untung tubuhku masih lemah Rry. Kalau tidak, aku akan segera memukulmu." sahut Anvayz tersenyum kecil seraya bersandar di bahu Harry.

Harry terkekeh pelan. Setidaknya Anvayz menikmati guyonan Harry dan sedikit melupakan kejadian tadi.

Jiwa Anvayz benar-benar terguncang saat dipaksa mengingat kejadian yang selama bertahun-tahun ia coba lupakan.

"sebaiknya kalian bersiap, beberapa menit lagi kita akan sampai di Hogwarts" Lupin kembali bersuara.

.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.

Hai, maaf banget masih newbie😭

kalo suka silahkan vote dan komen. <3

- §ΔΦ

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang