Chapter 21

996 120 14
                                    

Mereka bertiga berdiri, terpaku ketakutan di bawah Jubah Gaib. Sisa-sisa terakhir cahaya matahari yang terbenam kemerahan menimpa halaman berumput yang sudah mulai remang-remang. Kemudian di belakang mereka, mereka mendengar lolongan liar.

"Hagrid," Harry bergumam. Tanpa memikirkan apa yang dilakukannya, Harry berbalik, tetapi Ron dan Hermione menyambar lengannya.

"Tidak boleh," kata Ron, yang pucat pasi. "Akan makin menyulitkannya kalau mereka tahu kita tadi menengoknya..."

Napas Hermione pendek-pendek dan tak teratur. "Bagaimana—mungkin—mereka—begitu tega?" katanya terisak. "Bagaimana mungkin?"

"Ayo, kita terus," ajak Anvayz, yang giginya bergemeletuk. Mereka meneruskan berjalan menuju kastil, cahaya sore memudar dengan cepat sekarang. Saat mereka tiba di halaman terbuka, kegelapan telah menyelimuti mereka.

"Scabbers, diam dong," desis Ron, menekankan tangan ke dadanya. Tikusnya meronta-ronta liar sekali. Ron mendadak berhenti, berusaha menjejalkan Scabbers lebih dalam ke dalam sakunya. "Kenapa sih kau, tikus tolol? Diam—OUCH! Dia menggigitku!"

"Ron, diam!" bisik Anvayz tegang.

"Fudge bisa tiba di sini sebentar lagi.."

"Dia tak—mau—diam..." Scabbers tampaknya sangat ketakutan. Dia meronta sekuat tenaga, mencoba
melepaskan diri dari pegangan Ron.
"Kenapa sih dia?"

Tetapi Harry baru saja melihat mengendap-endap ke arah mereka, tubuhnya merapat ke tanah, mata kuningnya berkilau mengerikan dalam kegelapan— Crookshanks.

Apakah kucing itu bisa melihat mereka, atau hanya mengikuti cicitan Scabbers, dan dibelakangnya Anvayz bisa melihat Hexa juga mengikuti Crookshanks, oh Merlin! Apa Crookshanks dan Hexa bersekongkol menangkap Scabbers?!

"Crookshanks!" Hermione mendesah.

"Hexa! Yaampun!"

"Jangan, pergi sana, Crookshanks! Pergi!" Tetapi kucing itu semakin dekat...

"Scabbers—JANGAN!" Terlambat-tikus itu berhasil meloloskan diri dari cengkeraman jari-jari Ron, jatuh ke
tanah, dan kabur. Crookshanks dan Hexa melompat mengejarnya, dan sebelum Harry atau Hermione bisa mencegahnya, Ron sudah keluar dari Jubah Gaib dan berlari ke dalam kegelapan.

"Ron!" ratap Hermione. Dia dan Harry saling pandang, kemudian berlari mengejar Ron. Sulit berlari cepat di bawah Jubah Gaib, maka mereka menurunkannya dan jubah itu berkibar di belakang mereka seperti bendera. Mereka bisa mendengar derap kaki Ron di depan, dan teriakan-teriakannya mengusir Crookshanks.

"Minggir jauh-jauh dari dia—Scabbers, sini..." Terdengar bunyi debam. "Kena! Minggir, kucing bau..."

Harry dan Hermione nyaris jatuh menabrak Ron. Mereka berhenti tepat di depannya. Dia tertelungkup di tanah, tetapi Scabbers sudah berada di sakunya lagi, kedua tangannya
memegangi gundukan yang gemetar itu.

"Ron—ayo—kembali ke bawah jubah..." Anvayz tersengal mengawasi. "Dumbledore-Pak Menteri-mereka sebentar lagi tiba di sini..."

Tetapi sebelum mereka bisa menutupi tubuh mereka lagi, sebelum mereka bahkan bisa menarik napas, mereka mendengar entakan kaki besar binatang. Ada yang berlari mendekati mereka dari dalam kegelapan -anjing besar hitam pekat, bermata pucat.

Harry menjangkau tongkatnya, tetapi terlambat—si anjing melompat tinggi dan kaki depannya menghantam dada Harry. Harry jatuh terjengkang ditimpa gundukan bulu. Dia bisa merasakan napasnya yang panas, melihat gigi-giginya yang sepanjang dua setengah senti...

Tetapi dorongan kekuatan lompatannya membuat si anjing terguling dari tubuhnya. Dengan perasaan melayang, seakan rusuknya patah, Harry berusaha bangun. Dia bisa mendengar si anjing menggeram ketika dia berputar, siap menyerang lagi.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang