Chapter 25

1.1K 120 79
                                    

(Author ngetik sambil dengerin lagu ini, kali aja feelnya ikut kebawa:')


-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.

"Hei!"

Orang itu terus berjalan tanpa menghiraukan suara dari belakang, tapi langkahnya sedikit melambat.

"Hei!"

"Sir!"

"Professor!"

"Professor Snape!"

"professor Severus Snape!"

"PROFESSOR SEVERUS TOBIAS SNAPE!"

Sang pemilik nama langsung berbalik mendadak, membuat Anvayz tak sempat mengerem lalu menubruk dada bidangnya dan terjatuh.

"Kenapa kau suka sekali berbaik mendadak dan membuatku terjatuh sih?" Anvayz menggerutu seraya kembali berdiri.

Namun Snape tak menjawabnya, dia malah balik bertanya. "Darimana kau tahu nama lengkap ku?!"

"Oh ayolah apa itu penting? Ada hal lebih penting yang ingin ku tanyakan."

Snape menajamkan tatapannya, lebih tajam dari sebelumnya. "Cepat jawab!"

Anvayz berdecih pelan, sungguh membuang-buang waktunya. "Saat kau memberiku detensi di tahun pertama karena kesalahan yang bukan disebabkan olehku tetapi kau tidak mau mendengarkan penjelasanku terle—"

"To the point!"

"Kau memberiku detensi untuk merapihkan ruanganmu, menyusun dokumen-dokumen yang ada di meja mu, dan ada satu dokumen yang berlabel nama Severus Tobias Snape. Jujur saja nama mu unik aku suka nama mu—"

"kembali ke topik awal! Apa yang ingin kau tanyakan, Miss?"

"Yakin?"

"Of course."

"Kau mencintaiku kan?"

"What?!"

Anvayz kembali berdecih, dia menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum miring. "Kau bilang kembali ke topik awal, aku ingin bertanya itu—um... lebih tepatnya memastikan. Iyakan?"

"No."

"Yakin?"

"Yes."

"Serius?"

"Yes."

"Really?"

"Yes."

"You love me?"

"Yes—i mean, no."

"Gotcha."

"I said, no. Miss Axlvy."

"Mungkin ucapan bisa membohongi mu, Sir. Tapi tidak dengan sikap, tatapan, dan yang terpenting... Hatimu."

"What do you mean, Axlvy?"

"Saat kau membantuku membuat ramuan karena tanganku tercakar Hippogriff—"

"Itu karena murid lain sibuk—"

"—Sedangkan kau menyuruh Harry dan Ron membantu Draco—"

"Sengaja, membuat mereka jera—"

"—Menatapku tajam setiap saat, setelah aku mengatakan bahwa aku membencimu. Padahal kau menatap murid lain dengan tatapan dingin—"

"Karena kau sering membuat onar—"

"—Mengawasiku hampir setiap makan di Great Hall—"

"Agar kau tidak kembali membuat onar—"

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang