Chapter 7

1.2K 167 10
                                    

Disini lah Anvayz berada, Hospital Wing yang baru beberapa jam ia tinggali, tetapi membuatnya harus kembali ke tempat tersebut.

Madam Pomfrey pun tak henti-henti nya mengomel khawatir kepada dirinya sendiri karena melihat pasien yang baru saja keluar harus kembali terbaring lemah disana.

Anvayz pingsan dua hari, saat Rabu siang ia baru terbangun. Luka nya pun sudah membaik walaupun masih sangat sakit untuk digerakkan, Madam Pomfrey membuat tangannya tergendong dengan kain untuk mengurangi pergerakan dan mempercepat penyembuhan.

"Apa Draco baik-baik saja, Madam?" tanya Anvayz ketika menoleh ke sebrang kanan kasurnya.

"Ia akan baik-baik saja, luka nya tidak separah dirimu."

Anvayz ingin sekali keluar dari tempat tersebut, tapi Madam Pomfrey masih merawatnya. Ia berjanji kepada Anvayz jika besok sudah boleh mengikuti pelajaran selanjutnya bersama Malfoy. Anvayz sangat berterima kasih, "Akhirnya, aku sudah sangat bosan disini." -batinnya.

Anvayz akhirnya diperbolehkan ikut pelajaran dan baru muncul hari Kamis agak siang, bersama Malfoy. Ketika anak-anak Slytherin dan Gryffindor sudah setengah jalan mengikuti dua jam pelajaran Ramuan.

Malfoy muncul di ruang bawah tanah dengan angkuh, lengan kanannya dibebat dan digendong. Sedangkan, lengan kiri Anvayz yang harus dibebat dan digendong.

Harry berpendapat lagak Malfoy seperti pahlawan yang berhasil selamat dalam perang mengerikan.

"Bagaimana kabarmu, Draco?" tanya Pansy Parkinson sambil tersenyum-senyum genit. "Apa sakit sekali?"

"Yeah," kata Malfoy menyeringai pura-pura kesakitan. Tetapi Harry melihatnya mengedip kepada Crabbe dan Goyle ketika Pansy sudah tidak memandangnya.

"Duduklah, duduklah," kata Snape ramah kepada Malfoy.

"Hell, yang terluka parah disini adalah aku. Untung tampan." batin Anvayz sedikit geram, ia lalu nyelonong begitu saja ke arah Harry dan Ron.

Snape mendengarnya, namun ia berusaha acuh.

Walaupun Anvayz bisa Legilimency dan Occlumency, tetapi ia jarang sekali menggunakan perisai Occlumency nya, ia terlalu malas dan masa bodo.

Harry dan Ron saling mencibir. Snape tak akan mengatakan, "Duduklah", kalau mereka yang terlambat, mereka pasti akan kena detensi. Tetapi Malfoy selalu boleh melakukan apa saja di kelas Snape. Snape adalah Kepala Asrama Slytherin, dan biasanya menganak-emaskan anak-anak asramanya sendiri.

Mereka membuat ramuan baru hari ini, Cairan Penyusut. Malfoy memasang kualinya tepat di sebelah Anvayz, Harry dan Ron, sehingga mereka menyiapkan bahan-bahannya di meja yang sama.

"Sir," Malfoy berteriak, "Sir, saya perlu bantuan memotong-motong akar daisy ini, karena lengan saya..."

Anvayz berusaha acuh sambil terus berusaha melakukannya dengan satu tangan, dibantu oleh Harry tentunya.

"Weasley potongkan akar Malfoy," Snape memerintah tanpa mengangkat kepala.

Wajah Ron langsung merah padam.
"Lenganmu tidak apa-apa," dia mendesis kepada Malfoy. Malfoy menyeringai.

"Weasley, kau mendengar apa kata Professor Snape, potong-potong akar ini."

Ron menyambar pisaunya, menarik akar-akar daisy Malfoy ke dekatnya dan mulai memotong-motongnya sembarangan sehingga potongannya panjang-pendek tak beraturan.

"Professor," Malfoy mengadu, seperti biasa nadanya dipanjang-panjangkan, "Weasley merusak akar saya, Sir."

Snape mendatangi meja mereka, memandang potongan akar melewati hidung bengkoknya, kemudian tersenyum masam kepada Ron dari bawah rambut panjangnya yang berminyak.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang