Chapter 32

986 104 69
                                    

Selesai makan, Anvayz kembali duduk di kursi dan lanjut mengerjakan tugasnya. Sedangkan Snape tidur di kasur gadis itu seakan-akan kasur itu adalah miliknya. Astaga! Siapa tuan rumah di sini?! Sepertinya 'penyakit mudah tidur' dari Anvayz menular kepada pria itu. Bagaimana tidak? Sehabis makan dia langsung tertidur dan belum bangun sampai sekarang!

Tetapi Anvayz mengacuhkannya dan lebih fokus untuk menuntaskan tugas sialan itu yang kali ini benar-benar hampir selesai, tinggal beberapa cm perkamen lagi dan semua tugas musim panasnya selesai.

Beberapa menit kemudian akhirnya semua tugas selesai dia kerjakan. Waktu sudah menunjukkan jam makan malam hampir tiba beberapa menit lagi, lantas Anvayz bangkit dari kursinya dan mencoba membangunkan Snape yang masih berbaring di atas kasurnya bak pangeran yang tertidur beratus-ratus tahun lamanya.

"Severus, bangun... Sudah hampir jam makan malam, Dad sepertinya juga sudah pulang. Ayo makan." katanya seraya mengguncang tubuh Snape lembut.

Tidak ada respons dari Snape.

Anvayz mulai mengguncang Snape dengan kasar,  "Bangun! Ayolah bangun, kau seperti mayat bernapas." geram Anvayz, tak menyadari jika dirinya seperti itu saat tertidur.

Lagi-lagi Snape tidak meresponsnya, Lantas sedikit ide jahil muncul di kepalanya. Resiko menjadi seorang Axlvy, pasti mereka mempunyai seribu satu cara untuk menemukan hal jahil atau ide gila lainnya.

"Bangun atau aku akan melakukan tindakan." ancam gadis itu.

Masih tidak ada jawaban, segera saja Anvayz menempelkan bibirnya di bibir Snape. Tak ada respons, tentu saja. Gadis itu sedikit melumat, kemudian ingin melepaskan ciumannya jika saja tengkuknya tidak ditahan, siapa lagi jika bukan oleh pria itu.

Kali ini Snape gantian melumatnya, hanya lumatan kecil yang menandakan bahwa dia sudah bangun dan sudah meresponsnya. Gadis itu hanya diam. "Cara membangunkanmu sangat menakjubkan." puji Snape mengeringai.

"Kau yang memancingku! Aku sudah tahu jika kau sudah terbangun saat guncangan pertama, tapi kau tetap berpura-pura tidak mendengar." Anvayz menggeram kesal.

Snape tertawa dan bangun dari kasur seraya merapikan kemejanya, mengaitkan dua kancing atas yang terbuka. Lalu dia pergi ke sofa dan mengambil jas hitam serta mantelnya.

Jas sudah terbalut rapi di tubuhnya, saat ingin memakai mantel, Anvayz membuka suara, membuat Snape menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa memakai mantel? Nanti saja, kita makan dahulu." tanya Anvayz.

"Tidak, aku tidak ingin merepotkan. Mungkin hanya berbincang sebentar dengan Ayahmu dan aku akan kembali." jawab Snape lalu kembali akan memakainya jika saja mantelnya tidak diambil paksa oleh Anvayz.

"Kau harus makan di sini dulu, tidak ada penolakan." tegas Anvayz. 

Lalu dia menarik lengan Snape keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan yang ternyata sudah ada Heus, Zeus, dan Arxeuz yang duduk manis di meja makan sambil berbincang-bincang.

"...Hebat. Bersenang-senanglah, Dad tidak akan melarang asal kalian tahu batasan. Dan jangan sampai tertangkap oleh Profess—" Arxeuz merasa Heus dan Zeus tidak menyimak dia berbicara, lantas dia mengikuti arah mata Heus dan Zeus dan membulatkan matanya. "Shit." sambungnya setelah melihat atensi Anvayz dan Snape.

"Um, halo Dad?" sapa Anvayz canggung, tahu bahwa mereka masih membahas rencana keonaran dan tidak ingin didengar oleh orang lain, apalagi Professor dari sekolah itu sendiri.

"Hai princess. Hai Snape, sudah lama?" sahut Arxeuz saat sudah menormalkan keterkejutannya.

Snape mengangguk, "Dari pagi, Mr. Axlvy. Saya ingin bertemu dengan anda tetapi mereka berkata bahwa anda sedang ke Kementrian." balas Snape berusaha se-sopan mungkin. Merlin! Snape tidak pernah bersikap seperti itu! Bahkan kepada Dumbledore saja terkadang masih bersikap tidak sopan.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang