Chapter 46

802 95 80
                                    

Menara Gryffindor maupun Aula Depan ramai dengan anak-anak, semua menunggu datangnya pukul delapan, saat pintu Aula Besar akan dibuka. Anak-anak yang menunggu pasangannya dari asrama lain menyelinap-nyelinap di antara kerumunan, saling mencari.

Tapi itu tidak berlaku bagi Anvayz dan Hermione, mereka masih berada di asrama putri dalam waktu yang cukup lama. Mereka baru muncul di Aula Depan saat Pintu depan yang terbuat dari kayu ek terbuka, dan semua anak menoleh ketika anak-anak Durmstrang masuk bersama Profesor Karkaroff. Krum paling depan, ditemani gadis cantik memakai jubah biru yang tidak dikenal Harry.

Tapi Harry mengalihkan pandangannya saat Anvayz tiba di depannya. Dia menganga melihat Anvayz dengan gaun sederhana tapi tidak melepas apa yang menjadi nilai kecantikan dan keanggunan dari gadis itu. Setelah kesadaran kembali merasukinya, Harry langsung mengulurkan tangan, mengajak Anvayz untuk memasuki Great Hall.

 Setelah kesadaran kembali merasukinya, Harry langsung mengulurkan tangan, mengajak Anvayz untuk memasuki Great Hall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para pria tidak melepas pandangannya dari Anvayz, mereka semua terpana akan kecantikannya. Terlebih lagi orang-orang yang menyatakan cinta kepada Anvayz, mereka sangat iri dengan Harry dan memasang tampang membunuh kepadanya. Harry menelan ludahnya kasar.

"Vay, mereka semua seakan ingin membunuhku..." bisik Harry saat melirik para pria yang terus mengalihkan pandangannya dari Anvayz ke Harry.

"Voldemort bahkan tidak bisa membunuhmu Rry, kau masih takut kepada mereka?" ledek Anvayz menyeringai kecil.

Area di depan kastil telah diubah menjadi semacam gua penuh cahaya peri berarti ratusan peri asli sedang duduk di semak mawar hasil sihiran, dan beterbangan di atas patung yang tampaknya seperti patung Santa Claus dan rusanya. Dan kemudian terdengar suara Profesor McGonagall memanggil, "Para juara silakan ke sini!"

Kerumunan yang sedang berceloteh menyeruak memberi mereka jalan. Profesor McGonagall, yang memakai jubah pesta kotak-kotak merah dan menghiasi tepi topinya dengan tanaman berduri, menyuruh mereka menunggu di sisi pintu, sementara anak-anak lain masuk. Mereka nanti akan memasuki Aula Besar beriringan setelah anak-anak lain duduk. Fleur Delacour dan Roger Davies menempatkan diri paling dekat pintu.

Davies tampak terpana pada nasib baiknya bisa berpasangan dengan Fleur sehingga dia nyaris tak bisa melepas pandangannya dari gadis itu. Cedric dan Cho berdiri dekat Anvayz dan Harry. Harry tidak memandang mereka supaya tidak usah berbicara kepada mereka. Sedangkan Anvayz menaik turunkan alisnya meledek ke arah Cedric, membuat pria itu tersipu.

Setelah semua duduk di Aula Besar, Profesor McGonagall menyuruh para juara dan pasangan mereka untuk berderet berpasangan dan mengikutinya. Semua yang berada di Aula Besar bertepuk ketika mereka masuk beriringan dan berjalan ke arah meja bundar besar di ujung Aula, tempat para juri duduk.

Dinding aula ditutup bunga salju perak berkilauan, dengan beratus untaian mistletoe dan sulur yang bersilang-silang di bawah langit-langit hitam berbintang. Meja-meja asrama telah lenyap, dan sebagai gantinya ada kira-kira seratus meja kecil berlilin menyala, masing-masing dikitari selusin anak.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang