Sesampainya mereka di Axlvy Manor, Anvayz segera ke kamarnya dan merebahkan dirinya di sana. Padahal sepanjang perjalanan dari Hogwarts menuju ke Stasiun King's Cross gadis itu hanya tertidur, tetapi Anvayz benar-benar merasa lelah, dan dia langsung tertidur lelap sebelum sempat mengirim surat kepada kekasihnya.
Siang harinya Anvayz terbangun, dia mandi dan keluar dari kamarnya menuju ke ruang keluarga. Di sana sudah ada sikembar Axlvy dan kepala keluarga Axlvy.
"Hai kid—" kata Ayahnya saat melihat atensi putri semata wayangnya.
"Hai adik kecil!" potong sikembar cepat.
"Hai Dad, hai Brothers." sahut Anvayz tersenyum.
"Um, Vay... Ada yang ingin Dad bicarakan kepadamu. Dan sepertinya kakak kembarmu juga perlu tahu. Untuk menjagamu. Kurasa?" kata Arxeuz saat putrinya duduk kursi seberangnya.
"Ya, Dad. Bicarakan saja." sahut Anvayz santai.
Arxeuz membenarkan posisi duduknya menjadi tegap, tanda bahwa dia benar-benar serius. "Sebelumnya ada yg Dad ingin tanyakan, apa ada hal serius yang terjadi di tahun ke-tiga mu?"
Anvayz melihat ke langit-langit ruangan itu, tampak berpikir sebentar. "Um... Banyak, mungkin? Dementor memberiku pengaruh buruk saat masih di kereta. Seekor Hippogriff menyerangku—tidak, hewan itu ingin menyerang Draco tapi ku selamatkan. Aku demam dan pingsan setelah pertandingan Quidditch sebelum natal. Aku bergaul dengan manusia serigala dan pembunuh kejam seperti kata orang-orang. Dan aku sempat berpacaran dengan Professor ku sendiri, Remus Lupin."
"Wait—kau bilang, manusia serigala dan pembunuh kejam, lalu berpacaran dengan Professor sendiri?"
Gadis itu mengangguk santai, tanda setuju. Heus dan Zeus menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Adik kecilku sudah tidak kecil lagi," kata Heus dramatis.
"Ya, Mom sangat terharu nak." sahut Zeus tak kalah dramatis.
"Dan mengapa pacarmu tidak memberi kami keringanan detensi," ucap Heus lagi.
"Padahal kami akan merestui hubungan kalian jika hal itu terjadi." sahut Zeus kembali.
"Oh, shut up!" berang Anvayz.
"Bisa kau ceritakan tentang itu?" tanya Arxeuz menompang kepalanya ditautan tangan yang sikunya di letakkan di pergelangan sofa single.
Anvayz menaikkan sebelah alisnya, "W-well, kau dengar desas desus jika Paman Sirius ke Hogwarts?"
Arxeuz menganggukkan kepalanya singkat.
"A-aku bertemu dengannya di Shrieking Shack, lalu Remus datang dan membahas tentang pengkhianat keluarga Potter. Ternyata yang berkhianat dari The Marauders adalah Pettigrew, dia animagus, dan dia menjadi hewan peliharaan temanku sampai akhir tahun ajaran ini."
Arxeuz hanya diam, menunggu cerita selanjutnya. Begitupun sikembar.
"Kami sempat menangkap Pettigrew, tapi saat Remus berubah menjadi Werewolf dan lupa meminum Wolfsbane, Pettigrew kabur. Hexa sempat mengejarnya, tapi dia hanya bisa melukainya, tidak sempat membunuhnya. Beruntung aku mendapat sampel darah Pettigrew untuk diajukan ke kementrian agar Paman bisa bebas, dan kumohon kau bantu aku Dad." jelas Anvayz.
"Ya, akan Dad bantu. Tapi Dad meminta penjelasan lebih lanjut mengenai dua pertanyaan Dad tadi." kata Arxeuz masih dalam ekspresi serius.
Gadis itu menggaruk tengkuknya seraya menunduk, memikirkan cara bagaimana dia akan memberi penjelasan selanjutnya.
"Dad tidak bisa menunggu lama."
"Kami pun." sahut Heus dan Zeus.
Anvayz tersentak dan sontak menatap mata hazel Ayahnya, dia dengan ragu melanjutkan. "Y-yeah... A-aku berpacaran dengan Professor Lupin sejak malam Halloween sampai seminggu sebelum tahun ajaran ini berakhir. Dia memutuskan hubungan kita, karena dia berkata bahwa itu yang terbaik untuk kita." Anvayz menatap Ayahnya takut-takut, "D-dad akan marah? Jika aku berpacaran dengan pria yang jauh lebih tua dariku?" lanjutnya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love but Prestige
RomanceAnvayz Zavren Axlvy. Gadis asrama Gryffindor dan sahabat baik golden trio, ia sering membuat masalah hampir setiap harinya. Tetapi juga hampir selalu lolos dari pengurangan poin oleh para Professor, kecuali Professor Snape tentu saja. Prestasinya d...