Chapter 18

1K 144 29
                                    

Ketika mereka tiba di lubang lukisan, ternyata Sir Cadogan sedang asyik berpesta Natal dengan dua rahib, beberapa mantan kepala sekolah Hogwarts, dan kuda poninya yang gemuk. Dia mengangkat visor ketopongnya dan menyalami mereka dengan mengangkat botol gemuk berleher pendek berisi arak.

"Selamat—hik—Hari—hik—Natal! Kata kunci?"

"Anjing kudisan," jawab Ron.

"Untukmu juga, Sir!" teriak Sir Cadogan ketika lukisan mengayun ke depan membuat jalan masuk bagi mereka.

Anvayz pergi ke kamarnya untuk memberi makan Hexa, sedangkan Harry ke kamarnya mengambil Firebolt dan perangkat Peralatan Perawatan Sapu hadiah ulang tahunnya dari Hermione, membawa keduanya ke ruang rekreasi, dan berusaha mencari-cari sesuatu yang bisa dilakukannya pada sapunya.

Meskipun demikian, tak ada ranting bengkok yang perlu dirapikan, dan gagangnya sudah amat berkilau
sehingga tak ada gunanya lagi menggosoknya. Maka dia dan Ron cuma duduk mengagumi sapu itu dari segala sudut, sampai lubang lukisan terbuka, dan Hermione masuk, diikuti Professor McGonagall.

Meskipun Professor McGonagall kepala asrama Gryffindor, hanya satu kali Harry pernah melihatnya di ruang rekreasi, dan itu untuk menyampaikan pengumuman yang sangat penting. Harry dan Ron memandangnya keheranan, keduanya memegangi Firebolt.

Hermione berjalan menghindari mereka, duduk, mengambil buku yang paling dekat dengannya, dan menyembunyikan wajah di baliknya.

"Jadi, ini sapunya?" kata Profesor McGonagall seraya berjalan mendekati perapian dan mengawasi Firebolt itu dengan tajam. "Miss Granger baru saja memberitahuku bahwa kau mendapat kiriman sapu, Potter."

Harry dan Ron menoleh memandang Hermione. Mereka bisa melihat dahinya memerah di atas bukunya, yang terbalik.

"Boleh aku lihat?" tanya Profesor McGonagall, tetapi dia tidak menunggu jawaban. Dia langsung menarik Firebolt dari tangan mereka. Dia menelitinya hati-hati dari ujung gagangnya sampai ujung ranting-rantingnya. "Hmm. Dan sama sekali tak ada keterangan apa-apa, Potter? Tak ada kartu? Tak ada pesan apa pun?"

"Tidak," kata Harry tak mengerti.

"Begitu...," kata Profesor McGonagall. "Yah, terpaksa aku harus membawanya, Potter."

"A-apa?" kata Harry geragapan berdiri. "Kenapa?"

"Harus diperiksa kalau-kalau dimasuki sihir jahat," kata Profesor McGonagall. "Tentu saja, aku bukan ahlinya, tetapi bisa kupastikan Madam Hooch dan Profesor Flitwick akan memeretelinya..."

"Memeretelinya?" Ron mengulangi, seakan Profesor McGonagall sudah gila.

"Cuma akan makan waktu beberapa minggu," kata Profesor McGonagall. "Kau akan menerimanya kembali jika kami sudah yakin sapu ini bebas sihir jahat."

"Sapu itu tidak apa-apa, Profesor!" kata Harry. Suaranya agak bergetar. "Sungguh, Profesor..."

"Kau tak bisa tahu itu, Potter," kata Profesor McGonagall, cukup lembut.

"Tak akan tahu sampai kau menerbangkannya, paling tidak, dan kurasa itu jelas tak boleh, sampai kami yakin sapu itu tidak dimasuki sihir jahat. Aku akan rutin memberitahumu." Profesor McGonagall berbalik dan hendak membawa keluar Firebolt melewati lubang lukisan, tetapi Anvayz memanggilnya.

"Professor!"

"Yes, Axlvy?" Professor Mcgonagall berbalik menatapnya.

"Kenapa kau membawa hadiah natal dariku untuk Harry? Apa siswa dilarang mempunyai Firebolt?"

Dia mengeryit lantas berkata "Ini darimu? Apa kau yakin? Tapi kata Potter tak ada keterangan dari sang pemberi"

Anvayz menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Yeah, aku tak memberinya nama pengirim karena aku takut Harry menolak hadiah dariku, saat libur musim panas aku sudah berniat membelikannya, tetapi ia menolak dengan berkata jika dia masih punya Nimbus 2000. Jadi aku coba menghadiahkannya diam-diam saat natal" katanya menerangkan.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang