Chapter 13

1.1K 158 8
                                    

Anvayz masih setia menemani Harry yang terus menerus di datangi Oliver Wood untuk mengatur strategi. Hampir setiap pergantian mata pelajaran, Wood mendatangi Harry, itu membuat Anvayz sedikit kesal. "Kenapa pria itu sangat mencintai Quidditch?!" -batinnya.

Ketiga kalinya ini terjadi, Wood bicara sangat lama, sehingga mendadak Anvayz sadar mereka sudah terlambat sepuluh menit untuk pelajaran Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Dia langsung menarik Harry dan berlari ke kelasnya, dengan
Oliver berteriak-teriak di belakangnya, "Diggory bisa berkelit gesit sekali, Harry, jadi cobalah
memutarinya..."

Mereka berhenti di depan kelas Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, membuka pintunya, dan bergegas masuk.

"Maaf, kami terlambat, Profesor Lupin, kami..."

Tetapi ternyata bukan Profesor Lupin yang mendongak memandangnya dari balik meja guru, melainkan Snape.

"Pelajaran mulai sepuluh menit yang lalu, Potter, Axlvy, jadi kurasa angka Gryffindor dikurangi sepuluh. Duduk."

"Kenapa aku lupa jika nanti malam gerhana.. Bodoh! Harusnya aku membolos saja jika yang menggantikannya adalah dia." ucap Anvayz yang lupa melakukan Occlumency saat ada Snape.

"Tidak ada alasan untuk mu membolos kali ini, Miss." ucap Snape tegas.

Axlvy geram, ia menarik Harry, tetapi Harry tidak bergerak. "Di mana Profesor Lupin?" tanyanya.

"Dia bilang dia sakit, jadi tak bisa mengajar hari ini," kata Snape dengan senyum sangar. "Bukankah kau sudah kusuruh duduk?"

Anvayz yang malas berurusan dengan Snape kembali menarik Harry.

Tetapi Harry tetap berdiri di tempatnya. "Sakit apa dia?"

"Hais bodoh.." batin Anvayz, ia langsung berjalan ke tempat duduk sendiri.

Mata hitam Snape berkilat. "Tidak membahayakan hidup," kata Snape, sepertinya menyesal penyakit Lupin tidak parah. "Potong lima angka lagi dari Gryffindor, dan kalau aku harus menyuruhmu duduk sekali lagi, lima puluh angka."

Harry berjalan pelan ke kursi disebelah Anvayz dan duduk. Snape memandang berkeliling kelas.

"Seperti yang tadi kukatakan sebelum disela Potter dan Axlvy, Profesor Lupin tidak meninggalkan catatan tentang topik apa saja yang sudah kalian pelajari sejauh ini..."

"Maaf, Sir, kami sudah mempelajari Boggart, Red Cap, Kappa, dan Grindylow," kata Hermione lancar, "dan kami baru akan..."

"Diam," kata Snape dingin. "Aku tidak minta informasi. Aku cuma mengomentari cara Profesor Lupin yang tidak pandai mengatur."

"Dia guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam terbaik yang pernah kami punyai," kata Dean Thomas berani, dan seluruh kelas bergumam menyetujui. Snape kelihatan lebih galak lagi.

"Kalian ini gampang puas. Lupin memberi beban kalian terlalu ringan—Red Cap dan Grindylow harusnya sudah dikuasai anak-anak kelas satu. Hari ini kita akan membahas..."

Anvayz membuka bukunya tak minat.

"...manusia serigala," kata Snape.

"Tapi, Sir," kata Hermione yang rupanya tak bisa menahan diri, "kami seharusnya belum membahas manusia serigala, kami baru akan mulai mempelajari Hinkypunk..."

"Miss Granger," kata Snape, dengan suara tenang membahayakan. "Kukira aku yang mengajar kelas ini, bukan kau. Dan aku menyuruh kalian semua membuka halaman tiga
ratus sembilan puluh empat." Dia memandang berkeliling lagi.

"Semuanya! Sekarang!"
Dengan saling lirik jengkel dan menggerutu sebal, anak-anak membuka buku mereka.

Anvayz yang merasa bosan pun membatin "apa aku membolos saja? Tapi aku harus membuat alasan apa kepadanya?" kali ini ia tidak lupa membuat perisai Occlumency.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang