Chapter 76

661 62 114
                                    

Hari demi hari berjalan dengan sangat monoton, sama sekali tidak ada yang spesial atau bahkan menyenangkan. Semua terlalu suram.

Kebiasaan Anvayz sehari-hari pun biasa saja. Bangun pagi, menertibkan murid-murid, sarapan, berjalan ke kelas, istirahat, makan siang, belajar, kembali lagi ke kelas, makan malam, patroli, dan tidur.

Anvayz berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mencari masalah, demi Snape. Namun apa daya dengan sikap Hexa, Anvayz harus menanggung hukuman Cruciatus karena hewan peliharaannya mengejar-ngejar The Carrows. Hexa benar-benar masih bermusuhan dengan Death Eaters.

Di sela-sela aktivitas Anvayz yang biasa saja, dia mulai mengumpulkan anggota Dumbledore Army untuk berjaga-jaga jika Harry kembali ke Hogwarts. Mereka mulai membuat tempat yang nyaman di kamar kebutuhan. Bersembunyi dari The Carrows.

Anvayz pun sudah jarang ke kantor Snape, karena pria itu selalu sibuk rapat dengan The Carrows atau bahkan sibuk dengan perkamen sialannya. Awalnya gadis itu senang karena Snape menjadi Kepala Sekolah, itu berarti dia punya lebih banyak waktu luang. Namun ternyata Anvayz salah.

Tanpa mereka berdua sadari, hubungan mereka merenggang.

Kembali lagi ke saat ini, Anvayz dan Blaise kali ini memutuskan untuk berpatroli bersama. Dimulai dari Dungeon, sampai ke lantai tujuh.

Sekarang mereka sudah berada di lantai tiga, lantai yang sama dengan pintu masuk ke kantor Kepala Sekolah. Anvayz berharap dia bisa melihat Snape walau hanya sekilas.

Anvayz dan Blaise tidak ada yang bersusah payah untuk bersuara, keheningan yang menenangkan menyelimuti mereka.

Mereka sampai di pertigaan koridor, saat Anvayz ingin berbelok ke koridor yang kanan, Blaise meraih pergelangan tangan Anvayz dan menariknya. Anvayz ingin membuka suara, namun mulutnya dibekap oleh tangan Blaise.

Tanpa menjelaskan dengan kata-kata, Blaise mengarahkan Anvayz untuk mengintip ke koridor di yang kiri. Anvayz mengikuti arahan Blaise dan segera terkesiap.

Severus Snape dan Alecto Carrow sedang berpelukan, menatap ke luar jendela yang terbuka, menikmati keheningan malam.

Sialan, sangat romantis.

Jiwa Gryffindor Anvayz muncul, dia melepaskan dekapan Blaise dan ingin berjalan menghampirinya. Namun lagi-lagi Blaise menangkapnya dan menyeretnya menjauh dari sana.

"Apa apaan kau?!" desis Anvayz kesal, mereka sudah tiga lantai di atas Snape dan Carrow.

"Kau yang apa apaan, kami bisa terkena hukuman jika mengganggu mereka!"

"Tapi dia pa—" ucapan Anvayz langsung terhenti. Huft, hampir.

"Pa—apa?" tanya Blaise curiga.

"Pacaran di sini! Mereka berpacaran di kastil!" Anvayz mengelak.

"Dan apa masalahmu dengan itu? Biarkan menjadi urusan mereka."

Anvayz mengangguk kalah, "Kau benar."

"Ngomong-ngomong, selera Snape jelek." celetuk Blaise.

Anvayz hanya tertawa hambar sebagai respons sebelum menarik napas panjang, "Kurasa aku cukup lelah, Blaise. Aku akan kembali ke asrama."

Blaise mengangguk, "Baik, selamat malam."

"Malam."

Anvayz menaiki lantai terakhir, menuju ke asrama Gryffindor secepat mungkin. Sesampainya di sana, dia langsung membanting diri di ranjang.

Anvayz sudah tidak memiliki teman sekamar lagi karena keempat temannya adalah kelahiran Muggle, salah satunya Hermione. Tahun ini para kelahiran Muggle tidak kembali ke Hogwarts, membuat jumlah murid Hogwarts berkurang.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang