Chapter 33

919 108 57
                                    

Libur musim panas hanya tersisa dua minggu. Anvayz menghabiskan waktunya dengan mengamati perkembangan darah Pettigrew, mengobrol bersama si kembar, membuat percobaan rencana keonaran berharap mereka bisa melakukan aksinya dengan lancar saat sekolah tiba, atau mengirim surat kepada Snape.

Snape tak lagi mengunjungi Manor sejak saat itu, Anvayz paham jika pria itu sibuk. Terlebih lagi Snape harus membuat banyak sekali ramuan, walaupun dia punya janji dengan Anvayz untuk membuat ramuan bersama, tapi pria itu tidak menyia-nyiakan waktunya untuk membuat ramuan yang dia bisa selagi menunggu gadisnya dan dirinya mempunyai waktu luang yang bersamaan.

Setelah Fred dan George menginap di Manor selama dua hari, mereka pulang ke The Burrow diikuti si kembar Axlvy, Anvayz kembali sendiri di Manor yang besar nan megah tersebut.

Gadis itu masih sibuk dengan kebebasan Sirius Black, bahkan dia sendiri bingung dimana Anvayz dapat menemukan Pamannya. Tetapi kebingungannya menghilang saat ada burung tropis besar dengan warna mencolok terlihat di langit siang yang cerah dan terik sedang melintas di bawah awan melesat terbang dengan anggun menuju ke Manornya, lebih tepatnya ke jendela kamarnya. Tempat gadis itu memantau burung indah tersebut.

"Kau membawa surat dari siapa?" tanya Anvayz, membelai burung itu lembut, dan memanggil Odan meminta tolong untuk membawa makanan burung ke kamarnya.

Burung itu hanya diam, jelas hanya diam. Anvayz memberinya makan, lalu mengambil surat yang diikat di kaki burung itu, dan tertulis jika surat itu berasal dari Pamannya, Sirius Black. Sontak Anvayz melompat kegirangan seakan surat tersebut berasal dari Merlin yang agung.

Lantas dia membuka surat tersebut dengan perasaan bahagia. Sejujurnya, dia belum pernah berinteraksi dengan Pamannya selain di Shrieking Shack. Tapi dari yang Ayahnya ceritakan, jelas bahwa Sirius Black baik terhadap Ibunya. Dia sangat menyayangi Ibunya, dan itu membuat Anvayz sangat bahagia memiliki Paman yang akhirnya bersikap baik padanya.

Bahkan sebelum pria itu bebas, Anvayz tetap menyayanginya dan berharap akan bertemu dengannya secepat mungkin. Tak peduli dengan rumor yang menyatakan bahwa pria itu adalah pembunuh yang kejam dan sadis, Ayah dan Ibunya tak pernah berbohong, terlebih lagi tentang keluarganya sendiri.

Ya walaupun kenakalannya yang membahayakan nyawa seseorang sangatlah tidak bisa ditolerir, terlebih lagi kekasihnya sendiri yang menjadi sasaran empuk kenakalan Pamannya.

Anvayz mulai membaca surat tersebut dengan cermat.

Dear Anvayz Axlvy

Ku yakin kau bingung bagaimana caranya mengirim surat kepadaku, jadi aku saja yang lebih dulu mengirimkanmu surat.

Bagaimana kabarmu dan keluargamu? Kuharap baik-baik saja, dan semoga kita bisa bertemu lagi secepatnya. Aku sangat merindukan Ibumu, kau sangat mirip dengannya, yeah... Walaupun rambutmu tak se-pirang ibumu. Rambutmu menurun dari Arxeuz, tapi wajahmu—terlebih mata abu mu—sangat mirip dengannya. Itu membuatku sedikit melepas rindu.

Aku baik-baik saja, dan  sedang jauh dari Inggris Raya, Buckbeak aman bersamaku. Ku harap kau segera mengirim surat, utus saja burung hantu mu, dia tahu keberadaanku.

Sirius Black.

Nb: Sampaikan salamku pada Kakak kembarmu, aku menantikan keonaran bersamanya.

Anvayz sangat senang membacanya, dia dengan segera membalas surat yang diberikan Pamannya.

Dear Sirius Black

Aku dan keluargaku baik-baik saja di sini, kau tak perlu khawatir. Justru kau yang harus khawatir akan dirimu sendiri. Aku akan menyampaikan salam mu pada Heus dan Zeus.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang