Chapter 51

700 93 103
                                    

Anvayz kembali mengalihkan perhatiannya dari puding, "Mungkin Dad, Rry. Kau lupa jika sudah dianggap anak oleh dia sendiri?"

"Tapi Dad bilang dia sedang sibuk akhir-akhir ini, bahkan dia jarang di Manor. Mana sempat mengunjungiku hanya untuk mengucapkan semangat." jawab Harry lesu.

"Aku tahu! Tapi pasti Dad mengunjungimu, Rry. Segera habiskan sarapanmu, bahkan aku sudah memakan potongan puding yang kelima!" kata Anvayz tidak sabar.

Harry menyelesaikan sarapannya di Aula Besar yang semakin kosong. Anvayz melihat Fleur Delacour bangun dari meja Ravenclaw dan bergabung dengan Cedric ketika Cedric menyeberang ke ruang sebelah dan memasukinya, Viktor berjalan membungkuk mengikuti jejak mereka tak lama kemudian. Harry tetap tinggal di tempatnya. Dia tak ingin ke ruangan itu. Tetapi ketika Anvayz bangkit,  pintu ruangan sebelah terbuka, dan Cedric menjulurkan kepalanya.

"Harry, ayo, mereka menunggumu!"
Benar-benar bingung, Harry bangkit.

"Mereka?" tanya Harry masih bingung. "Kita hanya punya Ayah kan? Apa Dad sudah mempunyai istri baru?"

Anvayz melotot, "Jangan ngawur! Dad pasti meminta izin kepada kita terlebih dahulu!"

Anvayz dan Harry menyeberangi aula dan membuka pintu ruangan. Cedric dan orang tuanya tepat di dekat pintu. Viktor Krum di salah satu sudut, mengobrol dengan ibu dan ayahnya yang berambut gelap dalam bahasa Bulgaria yang cepat. Dia mewarisi hidung bengkok ayahnya.

Di sisi lain ruangan, Fleur sedang mengoceh dalam bahasa Prancis kepada ibunya. Adik Fleur, Gabrielle, memegangi tangan ibunya. Dia melambai kepada Harry, yang membalas melambai, tersenyum. Kemudian mereka melihat Arxeuz yang sedang berbincang dengan Heus dan Zeus, Mrs. Weasley dan Bill berdiri di depan perapian tersenyum kepada mereka.

"Kejutan!" kata Mrs Weasley riang, ketika Harry tersenyum lebar dan berjalan ke arah mereka. "Kami datang mau menontonmu, Harry!" Dia menunduk mengecup pipi Harry.

"DAD!" Anvayz berlari ke arah Arxeuz, dia memeluk Ayahnya. Pria itu mengangkat putrinya dan nemutarnya sekali.

"Ck. Serasa tidak mengingat dunia." kompak kembar Axlvy kesal melihat Ayah dan Adik mereka melupakan atensi dia berdua.

Arxeuz menatap tajam Heus dan Zeus, lalu kembali menatap Anvayz. "Halo sayang," dia mengecup kening Anvayz saat Harry masih berurusan dengan Mrs. Weasley.

"Halo Dad, lama tidak bertemu!" seru Anvayz bersemangat.

"Tubuhmu hangat, kau sedang demam?"

Wajah Anvayz sedikit panik, "Um, t-tidak—"

"Ekhem." kompak Heus dan Zeus membuat Anvayz dan Arxeuz melirik mereka. "Kita di sini untuk menyemangati Harry, bukan reuni keluarga." kata Heus.

Anvayz melepas pelukannya dan menaruh kedua tangannya di pinggang, "Harry keluarga kita, bodoh. Tentu ini disebut reuni keluarga."

"Tapi Harry yang sedang bertanding, bukan kau." kata Zeus membuat Anvayz ingin meraung, tapi mulutnya segera ditutup oleh tangan besar Arxeuz.

"Jangan memulai perang atau Dad akan pulang." Arxeuz menggeram kepada Heus dan Zeus, membuat mereka berdua terdiam. Jika Ayah mereka sudah dalam mode tegas atau bahkan marah, tidak ada yang berani melawannya.

"Maaf, Dad. Maaf Adik kecil." gumam mereka berdua kompak.

"Hm." balas Anvayz dan Arxeuz tak kalah kompak.

Arxeuz menghampiri Harry yang masih mengobrol dengan para Weasley, dia yakin jika pembahasan mereka tidak ada habisnya jika dia harus menunggu. "Halo Nak. Siap melaksanakan tugas ketiga?"

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang