Chapter 60

831 85 99
                                    

Bulan demi bulan berlalu dengan sangat menjengkelkan, Umbridge semakin menjadi-jadi. Dia membuat banyak peraturan yang ditempel di dinding, membuat banyak kebijakan yang hanya menguntungkannya.

Musim dingin telah tiba, langit berwarna abu-abu cerah. Salju membentang di hamparan Hogwarts, membaluti bangunan tua yang kokoh itu dengan es yang sangat tebal.

Hari ini libur musim dingin tiba, Anvayz, Heus, dan Zeus memutuskan untuk menghabiskan musim dingin di Grimmauld Place No. 12. Harry dan keluarga Weasley sudah tiba di sana karena insiden yang menimpa Mr. Weasley saat menjalankan tugas Order.

Anvayz sedang menuju ruangan Snape untuk menghabiskan beberapa menit yang tersisa sebelum berangkat pulang dengan Hogwarts Express. Gadis itu sebenarnya tidak suka jika mereka berpisah dengan kekasihnya, tapi Anvayz lebih tidak suka Umbride berada di dekatnya dan bisa mengganggunya kapan saja.

Anvayz mengetuk pintu kantor Snape tapi tidak ada pria itu merespons ketukannya, gadis itu menerobos masuk yang ternyata pintu ruangannya tidak terkunci. Dia berjalan ke kantornya dan melihat Snape sedang tertidur di kursi kerja dengan buku yang menutupi wajahnya.

Terselip ide jahil yang terlintas di kepalanya, Anvayz tersenyum mengambil bantal sofa dan melemparkannya tepat ke wajah Snape

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terselip ide jahil yang terlintas di kepalanya, Anvayz tersenyum mengambil bantal sofa dan melemparkannya tepat ke wajah Snape. Pria itu tersentak dan marah.

"Apa maksudnya itu?!"

Anvayz tersenyum seperti tidak membuat kesalahan sama sekali, "Ayolah, Sev. Dua jam lagi aku pergi, kau tidak ingin menghabiskan waktu yang tersisa?"

Snape mengambil buku yang terjatuh dan berdiri, "Baik."

"Bagus! Aku akan membuat cokelat panas untuk kita, kau duduk manis saja." Kata Anvayz bersemangat, Snape mendengus dan mendudukkan dirinya di sofa panjang.

Tak lama Anvayz datang dengan dua cangkir minuman di tangannya, Anvayz memberinya kepada Snape tetapi pria itu menaruhnya di meja. Anvayz mengerutkan kening bingung, tetapi terjawab saat Snape menariknya ke pangkuan. Snape membaluti mereka berdua dengan jubahnya agar tetap hangat. Menikmati secangkir cokelat panas yang sangat nikmat dan pas di lidah mereka. Entah berapa lama mereka menikmati keheningan yang damai ini, Anvayz membuka suara.

"Aku tidak ingin jauh-jauh darimu," gumamnya memeluk Snape erat.

"Aku juga tidak ingin, Lioness. Tapi kau sendiri yang tidak ingin berhadapan dengan wanita kotor itu. Dua minggu bukan menjadi masalah." balas Snape ikut memeluknya erat.

"Tetap saja lama."

"Tenang saja, aku-"

Tok. Tok. Tok

"Professor Snape, ini kami." teriak suara yang tak asing bagi mereka, Snape mendengus dan menurunkan Anvayz dari pangkuannya, mendudukkan gadisnya di sebelahnya. Anvayz mengistirahatkan kepalanya di bahu pria itu dan kembali menyesap cokelat panasnya. Snape melambaikan tongkatnya agar pintu terbuka, Anvayz dan Snape tidak menoleh, tapi mereka mendengar langkah kaki memasuki kantornya.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang