Chapter 30

1.1K 106 83
                                    

Snape berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Dia paham dengan arahan dari sikembar Axlvy karena penjelasan mereka yang mudah, ditambah denah Manor yang sangat rapi dan tidak membuat orang tersesat. Berbeda dengan Hogwarts yang terdapat banyak jalan rahasia membuat orang baru akan tersesat jika pertama kali kesana.

Akhirnya Snape sampai di pintu ruangan yang dituju, dia melihat ukiran nama bertuliskan 'Anvayz Axlvy'. Segera saja pria itu mengetuk pintu beberapa kali, tapi tidak ada balasan dari dalam. Yang berarti bahwa gadis itu benar-benar masih tertidur.

Lantas dengan ragu-ragu, Snape membuka pintu kamarnya. Sungguh dia tidak pernah masuk ke dalam kamar gadis seumur hidupnya!

Pintu kamar terbuka. Snape mengaga sepersekian detik, melihat isi dari kamar gadisnya. Ornamen-ornamen yang dominan berwarna merah dan putih dengan dinding seputih salju yang sangat megah nan rapi jika tidak ada banyak perkamen yang berhamburan, pasti gadisnya habis mengerjakan tugas musim panas tadi malam. Lantas Snape menutup pintu dan mulai merapikan perkamen yang berserakan, mengesampingkan niat awalnya untuk membangunkan gadisnya.

Setelah selesai menaruh semua perkamen itu di meja belajarnya, Snape mulai menghampiri gadisnya yang tidur sangat lelap di kasur. Tidak menyadari kehadiran Snape yang sedari tadi merapikan tumpukan perkamen.

"Hei!" katanya, seraya mengguncang tubuh gadisnya pelan.

"Bangun!" Snape sedikit meninggikan nada suaranya agar gadis itu terbangun.

Tidak ada jawaban dari sang gadis, lantas dia mengguncang tubuh Anvayz lebih kuat agar gadis itu terbangun.

"Hnggg..." Anvayz meracau risih.

Snape masih mengguncang tubuh Anvayz, memaksanya untuk bangun.

"Diamlah! Aku sedang memimpikan Severus!" Anvayz meracau lagi dalam tidurnya, sedikit membentak.

Snape tak bisa menahan senyumnya mendengar ucapan gadis itu, "Aku disini, honey." katanya lembut, seraya kembali mengguncang tubuh Anvayz.

Anvayz menjadi semakin risih karena guncangan Snape, "Aku mendengar suaranya dengan sangat jelas! Jangan ganggu aku! Aku tidak tidur semalaman, aku lelah!" dia kembali meracau.

Snape yang tak tega pun akhirnya menghentikan guncangannya. Dia melepas dan meletakkan mantel berpergian dan jas hitamnya di lengan sofa panjang, menyisakan kemeja putih dan rompi hitam di badannya. Dia membuka dua kancing atas kemejanya karena merasa gerah, tapi tidak menggulung lengan kemejanya.

Pria itu berjalan mengelilingi kamar Anvayz, dapat dilihat foto keluarga Axlvy dengan bingkai tua yang cukup besar di dinding kamarnya. Ya, dengan Ibu Anvayz disana. Anvayz masih berumur sekitar dua tahun di gendogan Ibunya.

Lalu dia melihat foto di bawahnya, di meja lebih tepatnya. Bingkainya cukup tua, tapi tidak setua bingkai foto yang berada di atasnya. Foto itu tidak digantung, hanya diletakkan disana. Berisi Anvayz yang berusia sekitar tujuh tahun, sikembar, dan... Harry.

Snape paham maksud dari 'Menganggapnya seperti keluarga sendiri'. Buktinya sudah jelas, mereka bersahabat dari kecil dan keluarga Axlvy menerima Harry sebagai bagian dari keluarganya. Hal itu mengingatkan Snape yang diterima oleh keluarga Lily. Walaupun begitu, Snape tetap cemburu dengan keberadaan foto itu. Entahlah, mungkin dia takut jika 'Potter' akan kembali mengambil gadis yang dia cintai.

Pria itu berusaha mengacuhkannya, dia lanjut berkeliling, menuju ke pojok ruangan. Ternyata ada Hexa di sana, sedang tertidur lelap. Untung saja Hexa dimasukkan ke dalam kandang, Snape bernapas lega.

Kemudian dia pergi ke sofa panjang yang berada di depan kasur Anvayz, membaringkan tubuhnya telentang dengan tangan dilipat di dada, lalu menyusul gadisnya ke alam mimpi.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang