Chapter 36

889 95 54
                                    

"Sudah waktunya," kata Ron, menyambar pisau dan garpunya dan memandang penuh harap pada piring emasnya.

Profesor Dumbledore sudah berdiri. Dia tersenyum ke semua muridnya, lengannya membuka lebar menyambut mereka. "Cuma dua kata yang akan kusampaikan kepada kalian," katanya, suaranya yang dalam bergema di seluruh Aula Besar. "Selamat makan."

"Horeeee!" seru Harry dan Ron ketika piring-piring kosong di depan mereka tiba-tiba penuh berisi makanan.

Nick menatap merana ketika Harry, Ron, dan Hermione mengisi piring mereka penuh-penuh. Sedangkan Anvayz hanya mengambil sedikit, dia tak selera makan.

"Aaah, 'nak," kata Ron, mulutnya penuh kentang tumbuk.

Ketika makanan penutup juga sudah dilahap habis, dan remah terakhir sudah lenyap dari atas piring, meninggalkan piringnya bersih berkilau lagi, Albus Dumbledore sekali lagi berdiri. Dengung celoteh yang memenuhi aula langsung berhenti, sehingga hanya deru angin dan gerujuk hujan yang terdengar.

"Nah!" kata Dumbledore, tersenyum kepada mereka semua. "Sekarang setelah kita semua kenyang makan dan minum," ("Hmph!" dengus Hermione) "sekali lagi aku minta perhatian kalian untuk beberapa pengumuman. Mr Filch, si penjaga sekolah, memintaku untuk menyampaikan kepada kalian bahwa daftar benda yang dilarang di dalam kastil tahun ini ditambah dengan Yo-yo Menjerit, Frisbee Bertaring, dan Boomerang Menampar. Daftar lengkapnya terdiri atas empat ratus tujuh puluh macam, kurasa, dan bisa dilihat di kantor Mr Filch, kalau ada yang mau mengeceknya."

Ujung-ujung bibir Dumbledore bergerak-gerak. Dia meneruskan, "Seperti biasa, aku mau mengingatkan kalian semua bahwa hutan di ujung halaman sekolah itu terlarang untuk para pelajar, begitu juga desa Hogsmeade, terlarang untuk anak-anak di bawah kelas tiga. Dengan sangat berat hati aku harus menyampaikan juga bahwa pertandingan antar-asrama untuk memperebutkan Piala Quidditch tahun ini tidak akan diadakan."

"Apa?" Harry terpekik kaget. Dia berpaling memandang Fred dan George, sesama anggota tim Quidditch-nya. Mulut mereka terbuka mengatakan sesuatu pada Dumbledore, tapi tanpa suara. Rupanya mereka tak bisa bicara saking terkejutnya.

"Ini dikarenakan ada pertandingan yang akan dimulai di bulan Oktober dan berlanjut sepanjang tahun ajaran, menyita banyak waktu dan tenaga para guru—tetapi aku yakin kalian semua akan sangat menikmatinya. Dengan kegembiraan luar biasa kuumumkan bahwa tahun ini di Hogwarts..."

Tetapi tepat saat itu terdengar gelegar guntur memekakkan telinga dan pintu Aula Besar menjeblak terbuka. Seorang laki-laki berdiri di ambang pintu, bersandar pada tongkat panjang, memakai mantel bepergian berwarna hitam. Semua kepala di Aula Besar menoleh memandang orang asing ini, yang mendadak diterangi cahaya petir yang menyambar di langit-langit. Dia menurunkan kerudung kepalanya, mengguncang rambut panjangnya yang beruban, kemudian berjalan ke meja guru.

Si orang asing tiba di tempat Dumbledore. Dia mengulurkan tangan yang juga penuh bekas luka, seperti wajahnya, dan Dumbledore menjabatnya, menggumamkan kata-kata yang tak bisa didengar Harry. Tampaknya dia bertanya-tanya kepada si orang asing, yang menggeleng tanpa senyum dan menjawab dengan suara pelan. Dumbledore mengangguk dan menunjuk ke kursi kosong di sebelah kanannya.

Orang asing itu duduk, menggoyang rambutnya supaya tidak menutupi wajahnya, menarik sepiring sosis ke dekatnya, mengangkatnya ke sisa hidungnya, dan mengendusnya.

Dia kemudian mengeluarkan pisau kecil dari sakunya, menusuk sosis dengan ujungnya, dan mulai makan. Matanya yang normal memandang sosis, tetapi mata birunya masih bergerak tak kenal lelah di dalam rongganya, memandang seluruh aula dan semua murid.

"Aku memperkenalkan guru baru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam," kata Dumbledore riang, memecah keheningan. "Profesor Moody."

"Moody?" Harry bergumam kepada Ron. "Mad-Eye Moody? Moody si Mata-Gila, yang pagi tadi dibantu ayahmu?"

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang