Anvayz membanting dirinya di ranjang, mengeluarkan air mata yang sudah tidak bisa terbendung lagi. Napasnya masih terengah-engah karena berlari dari Hutan Terlarang menuju ke kamarnya sendiri.
Beruntung Anvayz menggunakan sihirnya untuk menghilang, namun mereka tetap bisa melihat Vueress yang mengganggu acaranya. Jelas. Karena mereka adalah Death Eaters.
Mungkin Carrow hanya akan menganggapnya Thestral bodoh yang hanya bosan dan terbang tanpa arah.
Namun Snape? Sepertinya pria itu menaruh curiga saat matanya menyipit melihat Thestral itu, apa dia bisa membedakan Vueress dari Thestral yang lain?
Mau tidak mau ingatan Anvayz kembali berputar pada pemandangan sebelumnya yang sangat... Menyakitkan.
Apa yang membuat Snape melakukan hal seperti itu? Kenapa Snape melakukannya? Sejak kapan Snape melakukannya? Siapa yang memulai duluan? Dan terakhir... Bagaimana Snape bisa berbuat seperti itu?
Apa Anvayz tidak cukup untuk Snape? Atau Snape yang sudah mulai bosan dengannya?
Semua pertanyaan yang tak ada habisnya mengudara dengan sangat menyakitkan. Anvayz meringis setiap kali bayangan-bayangan Snape dan Carrow terlintas di benaknya.
Ayolah, ini Carrow!! Apa selera Snape menurun?!
Belum lagi, Anvayz tak sadarkan diri selama lima minggu, apa saja yang Snape dan wanita itu lakukan selama dirinya tidak sadar?
Sialan, sihir Axlvy. Memasuki fase antara remaja dan dewasa, sihirnya sering kali berdenyut. Dan sialnya, sihir itu berdenyut tepat saat Carrow melemparkan kutukan kepadanya. Jelas tubuhnya tidak bisa menampung semua itu.
Menarik napas panjang, Anvayz bangkit dari tidurnya, mulai berkemas. Akan sia-sia jika dia terus menangisi seseorang yang bahkan tidak menginginkannya lagi.
Gadis itu berkemas karena libur Natal akan berlangsung mulai esok hari, dia memutuskan untuk pulang ke Manor. Dia belum siap menerima semua ini, dia butuh ketenangan dan jauh dari sumber gangguan.
*#*#*#
Keesokan harinya, Anvayz bangun dan segera bersiap. Selesai membersihkan diri dan berpakaian, dia mengambil kopernya dan mulai berjalan menuju keluar asrama.
Asrama Gryffindor sangat sepi. Pertama, karena banyak dari mereka yang pulang untuk berlibur Natal di rumah mereka daripada di neraka yang disebut sebagai Hogwarts. Kedua, yang tidak pulang pasti hanya akan mengurung diri di kamar mereka masing-masing, terlalu malas menghadapi tempat yang suram ini.
Saat di koridor lantai tiga, dia berpapasan dengan Snape yang baru saja keluar dari kantornya. Anvayz bisa mendengar jika pria itu memanggilnya, namun dia tidak berusaha utnuk peduli.
"Miss. Axlvy!"
"Anvayz!"
Pergelangan tangan Anvayz tergenggam dan tubuhnya ditarik ke belakang, gadis itu kalah karena kekuatannya. Dia diseret oleh Snape menuju patung Gargoyle walaupun Anvayz terus memberontak. Satu tangan digenggam oleh Snape, sedangkan tangan yang lain dia gunakan untuk menarik kopernya.
"Dumbledore." gumam pria itu, patung Gargoyle mulai berputar menunjukkan sebuah tangga.
Snape mengganti kata sandinya? Whoa, hebat! sarkas Anvayz dalam hati.
Snape kembali menarik Anvayz menuju ke kantornya. Setelah melewati pintu, dia langsung menutupnya dengan bunyi yang cukup keras dan mendorong gadis itu ke pintu. Kedua tangannya berada di sisi kepala Anvayz, mencegat gadis itu.
"Mau ke mana kau?" tanya Snape, nada bicaranya rendah dan berbahaya.
Gadis itu tidak menjawab. Snape mencari-cari sesuatu di mata Anvayz, namun Anvayz memasang fasad tanpa ekspresi. Pria itu menggeram kesal, meninju tangan kirinya ke pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love but Prestige
RomanceAnvayz Zavren Axlvy. Gadis asrama Gryffindor dan sahabat baik golden trio, ia sering membuat masalah hampir setiap harinya. Tetapi juga hampir selalu lolos dari pengurangan poin oleh para Professor, kecuali Professor Snape tentu saja. Prestasinya d...