"Aku sudah memberimu pilihan, Vay. Dan kau sendiri yang membuat keputusan." kata Snape dengan suara rendah.
Anvayz membulatkan matanya, "Kau bilang kau tidak akan menyentuhku tanpa seizinku!"
"Ini hukuman, sayang. Dan kau masih punya hutang janji kepadaku."
Jantung Anvayz berdebar kencang, Snape kembali mendekatinya dan siap menyerangnya, tangannya sudah berada di samping kanan dan kiri kepala Anvayz. Snape menyeringai sebelum menutup jarak di antara mereka.
"Kau membuatku seperti remaja hormonal," gumam Snape saat hidung mereka bertemu, masih menyeringai. "Dan aku sama sekali tidak masalah dengan itu."
Tap. Tap. Tap.
Pria itu langsung menjauh dari Anvayz saat mendengar suara langkah kaki yang banyak dari ujung koridor, dia langsung merapikan penampilannya sebelum kembali menatap gadisnya. "Kali ini kau lolos."
Anvayz menyeringai dan segera melarikan diri dari sana, tak lupa memberi kecupan cepat di bibir pria itu untuk menunjukkan rasa cintanya.
*#*#*#
Anvayz berlari secepat yang dia bisa di sepanjang koridor, gadis itu dan Hermione baru saja selesai dari kelas Rune Kuno, namun Hermione pergi terlebih dahulu ke kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam karena Anvayz perlu ke toilet.
Satu tikungan lagi dan gadis itu akan sampai di kelas Snape, dia berhenti tepat di depan pintu masuk dengan kedua tangan di lutut untuk menenangkan napasnya yang tersengal. "Apakah—apakah saya terlambat, Professor?" tanyanya masih dengan napas yang tidak stabil.
Mata Snape menjadi lebih gelap melihat gadisnya dengan napas tersenggal dan pakaian yang tidak rapi karena terburu-buru, mengingatkannya saat mereka—dia langsung berdehem untuk menghapus pikiran itu dan mengangguk kaku. "Hampir, cepat masuk sebelum aku memotong angka asramamu."
Anvayz mengangguk cepat dan segera berjalan ke kursi kosong di sebelah Hermione, separo kelas masih berdiri, mengeluarkan buku dan membereskan barang-barang.
"Terlambat lagi, Potter," kata Snape dingin, ketika Harry bergegas masuk ke dalam kelas. 15 detik setelah Anvayz masuk. "Potong lima belas angka dari Gryffindor."
Anvayz mendengus mencoba menahan tawanya, Snape melirik gadisnya dan menyeringai kecil tanpa diketahui murid-murid yang lain. Dia tahu Snape sedang tidak professional, namun saat ini dia butuh hiburan.
Harry memandang marah Snape seraya mengenyakkan diri di tempat duduk di sebelah Ron, Anvayz mengeluarkan bukunya sambil melonggarkan dasi karena dia sangat lelah sehabis berlari dan butuh sedikit udara segar.
Rapikan seragammu, aku tidak ingin milikku dilihat oleh pria lain. Gumam Snape di dalam pikiran Anvayz. Sebenarnya bukan hanya karena itu, namun Anvayz bisa membuat Snape tidak bisa berkonsentrasi dalam mengajar.
Gadis itu mengangkat satu alisnya meledek sambil menyeringai, Oh ya? Kurasa aku sedang sangat kepanasan, maaf Professor. Balas gadis itu, membuka satu kancing atas kemejanya.
Mata Snape terbelalak dan menjadi semakin gelap, tidak ada yang menyadarinya karena semua murid sedang sibuk mengeluarkan buku dan essay Dementor yang ditugaskan oleh pria itu.
Setelah kelas aku tidak akan membiarkanmu berj—
Oke! Aku rapikan. Potong Anvayz cepat, mendengus sebal. Demi Merlin, awalnya dia sama sekali tidak mempunyai niatan untuk menggoda pria itu! Sungguh dia benar-benar kepanasan.
Padahal aku akan senang jika kau tidak merapikannya. Ledek Snape, bibirnya berkedut menahan senyuman.
Gadis itu memutar matanya dan memasang tampang cemberut, pria itu tidak bisa lagi menahan seringai, dia tersenyum sangat tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love but Prestige
RomanceAnvayz Zavren Axlvy. Gadis asrama Gryffindor dan sahabat baik golden trio, ia sering membuat masalah hampir setiap harinya. Tetapi juga hampir selalu lolos dari pengurangan poin oleh para Professor, kecuali Professor Snape tentu saja. Prestasinya d...