Chapter 42

838 94 75
                                    

"Well, well... Apa yang dilakukan gadis Gryffindor dengan pria Hufflepuff di koridor kosong yang gelap, dengan posisi seperti itu?"

Anvayz dan Cedric menoleh kaget melihat Snape yang datang dan langsung menyalakan cahaya dari tongkatnya ke hadapan mereka berdua, mereka segera menjauh. Cedric berdehem, sedangkan Anvayz hanya menatap Snape dingin.

 Cedric berdehem, sedangkan Anvayz hanya menatap Snape dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ku rasa itu bukan urusanmu, Professor." ucap Anvayz dingin, menekan kata terakhir.

Mata Snape menyala tajam bagaikan ada api yang membara. Cedric hanya bisa melihatnya sebagai tatapan yang mengintimidasi dan mengancam, tapi Anvayz lebih dari itu. Anvayz melihat ada tatapan cemburu dan kecewa di matanya.

"Tentu ini urusanku, Nona. Karena aku Professor di sini, dan lima menit lagi memasuki jam malam." balas Snape juga menekan kata 'Professor'. Anvayz tahu maksud tersirat dari penekanan kata tersebut, tapi gadis itu mengacuhkannya.

Cedric kembali berdehem dan menggaruk tengkuk, "K-kurasa, kita harus kembali ke asrama."

Anvayz mengalihkan pandangannya ke Cedric dan tersenyum manis, "Tentu." balasnya cepat.

Cedric mengulurkan tangannya, "Ayo, aku akan mengantarmu dulu kembali ke asrama. Aku harus bertanggung jawab untuk mengembalikanmu atau Heus dan Zeus akan membunuhku."

Anvayz melirik sebentar ke arah Snape, tapi mata Snape fokus ke tangan Cedric. Gadis itu mengulurkan tangannya hendak menerima tawaran Cedric, tapi Snape lebih dulu menjauhkan tangan Anvayz dengan tongkatnya.

"Ku rasa Miss. Axlvy bisa kembali ke asramanya bersamaku, selagi aku akan berpatroli ke lantai tujuh." tongkat Snape masih menahan tangan Anvayz agar gadis itu tidak menyentuh tangan Cedric, "Lagipula, asrama mu di Dungeon, Diggory. Jam malam akan tiba dan aku akan bisa menarik poin asrama mu."

Anvayz menghela napas, "Pergilah."

Cedric mengangguk melangkah pergi seraya tersenyum dan melambaikan tangan. "Kita akan lanjut bahas hal ini besok, Vay!"

Cedric berbaik lagi membuat Snape dan Anvayz menaikkan satu alisnya. "Ada apa lagi, Ced?"

"Doakan aku, besok sore aku akan memasukkan nama ku ke Piala Api!" seru Cedric semangat, Anvayz tersenyum paksa.

"W-well... Good luck!" balas Anvayz terdengar sedikit ragu seraya menepuk pundak Cedric.

"Sampai jumpa!" seru Cedric kembali sembari berlari menjauh dari Snape dan Anvayz.

Setelah Cedric menghilang dari koridor, Snape menatap Anvayz dengan sangat mengintimidasi dan amarah yang memuncak seraya menaikkan satu alisnya. "Ku tebak, aku baru saja menangkap basah kekasihku, pacarku, sekaligus milikku berduaan dengan pria lain di koridor gelap pada hampir jam malam?"

Anvayz memutar bola matanya seraya beranjak pergi, "Itu bukan urusanmu, Sir—"

Ucapan Anvayz terpotong kala Snape sudah mendorongnya kasar ke dinding dan menjepitnya, mengunci pergerakan gadisnya. "Tentu. Itu. Urusanku." katanya tegas.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang