Chapter 29

1K 114 119
                                    

Double up nehh...

.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.

Snape sedang termenung di meja kerjanya, memikirkan berbagai macam teori 'kapan gadisnya akan bangun dari tidur panjangnya'. Memprediksi dugaan-dugaan yang kuat menebak-nebak kapan gadisnya akan membuka mata dan membalas surat-suratnya.

Tetapi pikirannya buyar saat jendela ruangannya terketuk, menampilkan Burung Hantu yang terlihat sangat anggun dan gagah dalam waktu yang bersamaan. Matanya berbinar, dia yakin jika hewan itu membawa surat dari gadisnya.

Snape membuka jendela dengan lambaian tongkatnya, Burung Hantu itu melesat masuk ke meja kerjanya. Dia mengelus Burung Hantu tersebut dengan lembut seakan-akan kekasihnya-lah yang membawa surat, bukan Burung Hantunya.

Dia mulai membuka surat dengan sangat tidak sabarnya. Pria itu tidak bisa menahan senyumnya saat mulai membaca surat dari kekasihnya.

To: Severus Snape

Maaf jika aku lupa mengabarimu, pulang dari Manor aku langsung tertidur. Aku bersumpah jika aku tidak sadar, aku hanya membaringkan tubuhku di kasur dan tiba-tiba aku sudah bangun di siang hari.

Aku baik-baik saja Honey, aku hanya sedikit lelah. Dan kau tidak bodoh, kau dengan cepat menyadari jika aku tertidur. Aku sangat bangga mempunyai kekasih sepertimu.

Ngomong-ngomong, saat kau mengirim surat, kita hanya berpisah beberapa jam. Kau tidak perlu dramatis seperti itu, kau benar-benar melawan gengsi mu, Severus.

Eh tapi, aku juga merindukanmu. Hehe.

Aku ingin memberimu info bahwa Dad dan kakak kembar ku sudah tahu tentang hubungan kita, dia menanyakan banyak hal selama tahun ke-tiga ku sebelum memberi surat-surat darimu. Tenang saja, Dad bukan tipe orang yang suka membuka surat yang bukan miliknya tanpa izin.

Semoga kau tidak keberatan dengan hal itu, aku benar-benar takut kalau kau tidak setuju jika keluarga ku mengetahui hubungan kita. Apa yang harus ku lakukan untuk menebus kesalahan ku? Aku akan menerimanya. Aku sangat egois memutuskan hal itu sendirian tanpamu.

Maafkan aku, aku mencintaimu.

Nb: Astra, Burung Hantu ku. Dia akan mematuk jika kau tidak membelainya.

Anvayz Axlvy.

Snape terkekeh pelan membaca surat dari kekasihnya, dia sangat bahagia. Mungkin ini adalah hari terbaik yang pernah dia punya. Lantas dia langsung segera membalas surat tersebut.

Setelah selesai membalas surat, dia memberikan suratnya pada Burung Hantu kekasihnya. Tak lupa membelainya lembut agar tidak terkena patuk oleh hewan itu.

"Kau kah Astra? Sampaikan surat ini kepadanya kembali."

Astra dengan cepat melesat ke luar jendela, lagi-lagi bersikap gagah dan anggun secara bersamaan. Snape akhirnya tenang saat mendapat balasan surat dari kekasihnya, lantas dia langsung pergi ke perpustakaan pribadinya dan mulai membaca buku.

*#*#*#

Anvayz telah selesai makan siang, dia sedang duduk mengobrol dengan Ayah dan kakak kembarnya di ruang keluarga membahas rencana keonaran untuk tahun berikutnya yang sudah jelas didukung oleh Arxeuz. Mengingat dia pernah melakukan kenakalan saat sekolah, jadi tak ada salahnya jika anak-anak mereka merasakan hal yang sama. Toh anak-anak ku tahu batas. -Batinnya.

Lalu Astra muncul dari jendela yang terbuka setengah, dia melesat masuk dan hinggap di bahu Anvayz membawa surat di paruhnya.

"Dari siapa?" tanya Ayahnya.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang