Chapter 34

890 111 80
                                    

Senin pagi, Anvayz masih terbaring di kasurnya yang nyaman dan empuk. Seakan kasur itu telah dimantrai agar memiliki daya tarik tersendiri untuk tidak keluar dari zona kenyamanan tersebut.

"Ngghhh...." Anvayz mengerang saat merasakan bias matahari menembus kelopak matanya.

Tunggu... Bias matahari? Seingatnya, dia menutup gorden kamar setelah mengirim surat kepada Snape. Mana mungkin sinar matahari bisa menembus gordennya yang tebal? Dan mana mungkin gorden itu terbuka sendiri kan? Heus dan Zeus pergi, Ayahnya pasti juga sudah ke Kementrian jika ini adalah pagi, Odan bahkan tak berani membuka gorden Anvayz sebelum dia bangun. JADI SIAPA?!

Sontak Anvayz membuka matanya dan langsung terduduk, walaupun belum sampai sedetik dia kembali memejamkan mata, menolak bias matahari yang menusuk retinanya.

"Sudah bangun rupanya..." kata suara bariton khas yang sangat familiar di telinga Anvayz.

"Sev—Arkhh!" Anvayz meringis kala merasakan sakit di kepalanya akibat bangun yang mendadak, walaupun dia masih berusaha mengerjapkan mata menyambut bias tersebut.

"Hei kau kenapa?!" panik Snape saat melihat Anvayz yang meringis kesakitan, lantas dia mendekat dan menangkup wajah kekasihnya, mengusapnya lembut.

Akhirnya gadis itu sudah bisa menerima cahaya yang masuk ke matanya, dia menatap Snape dan tersenyum manis. "Tak apa, hanya... Bangun dengan terkejut membuatku pusing, mungkin karena aku dehidrasi."

"Maaf, sungguh aku tak berniat. Aku—"

"Sungguh tak apa, aku hanya butuh minum." Anvayz memotong perkataan Snape saat melihat kepanikan di wajahnya. "Odan!" sambungnya memanggil House-Elf keluarga Axlvy.

Tar.

"Ada yang bisa Odan lakukan, Miss?" tanya Odan hampir menunduk.

"Bawakan aku segelas air hangat." perintah Anvayz, Odan mengangguk dan kembali menghilang.

Tak lama Odan kembali muncul dengan segelas air hangat, "Terimakasih," kata Anvayz tersenyum.

"Sebuah kehormatan, Miss." jawab Odan kembali menghilang.

"Kau serius baik-baik saja?" tanya Snape khawatir.

Anvayz tersenyum, "Aku baik-baik saj—ASTAGA!" senyuman di wajah gadis itu digantikan dengan ekspresi terkejut kala melihat jam dinding yang berada di sebrangnya.

"Kenapa?!" tanya Snape ikut terkejut.

"Aku... Tidur... Panjang..." jawab Anvayz dengan pandangan kosong.

"Memang berapa jam kau tertidur?" tanya Snape kembali.

"20 jam..." ekspresi Anvayz masih sama.

Snape membulatkan matanya, "Merlin?! Setelah kau mengirim surat untuk ku?!"

Anvayz mengangguk sebagai jawaban, Snape menggeleng. "Baik, jika begitu kau harus bangkit dari kasurmu dan bergegas mandi. Kita butuh banyak waktu untuk membuat ramuan."

Gadis itu kembali mengangguk, dia menuju ke kamar mandi tanpa sepatah kata. Snape menemukan suratnya terselip diantara selimut, bersama dengan surat...

"Black," katanya saat melihat si pengirim. "Siapa Buckbeak? Black melarikan diri dengan bantuan Buckbeak? Sepertinya Anvayz mengenalnya, apa aku harus menanyakannya? Tapi apa itu penting? Yeah walaupun aku gagal menangkap anjing kotor itu dan kehilangan Order of Merlin, tapi setidaknya aku mendapatkan Anvayz sebagai gantinya. Itu sungguh jauh lebih bernilai daripada segalanya. Ah sudahlah, mungkin aku tidak perlu menanyakannya, tak penting." gumam Snape berkutat dengan pikirannya sendiri.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang