Chapter 12

1.2K 161 58
                                    

"Nah, ini semuanya," kata Ron. "Kami bawa sebanyak kami bisa."

Permen berwarna-warni cemerlang dituang ke pangkuan Anvayz dam Harry. Saat itu senja hari, dan Ron serta Hermione baru saja muncul di ruang rekreasi. Wajah mereka kemerahan diterpa angin dingin dan kelihatan-nya bahagia sekali.

"Trims," kata Anvayz dan Harry.

"Seperti apa Hogsmeade? Ke mana saja kalian?" tanya Harry.

Kalau dari ceritanya, rupanya mereka ke mana-mana. Dervish and Banges, toko peralatan sihir, Zonko's joke Shop, dan ke tempat minum Three Broomsticks untuk minum secangkir Butterbeer panas berbuih, dan masih ke banyak tempat lagi.

"Kantor posnya, Harry! Kira-kira dua ratus burung hantu, semua duduk di rak-rak, semuanya memakai kode warna, tergantung maumu, berapa lama suratmu harus tiba di tempat tujuan!"

"Honeydukes jual permen baru. Mereka membagi-kan gratis untuk icip-icip, ini masih ada sedikit, lihat"

"Kami mengira kami melihat gergasi, betul, ada segala macam makhluk di Three Broomsticks..."

"Sayang kami tak bisa membawakan Butterbeer, betul-betul menghangatkan badan..."

"Kalian tadi ngapain?" tanya Hermione ingin tahu. "Bikin PR?"

"Tidak," jawab Harry. "Lupin mengajakku dan Vay minum teh di kantornya." Dia tidak menceritakan tentang piala berasap karena sebelumnya Anvayz melarangnya.

Hermione melihat arlojinya.
"Lebih baik kita turun sekarang, lima menit lagi pesta mulai..." Mereka bergegas keluar melewati lubang lukisan.

Mereka tiba di Aula Depan, lalu menyeberang ke Aula Besar. Aula itu didekorasi dengan ratusan labu kuning berisi lilin-lilin menyala, awan-awan yang terdiri atas kelelawar-kelelawar hidup yang beterbangan dan pita-pita jingga menyala, yang melayang-layang melintang di langit-langit mendung seperti ular air berwarna cemerlang.

Makanannya enak sekali. Bahkan Hermione dan Ron, yang sudah kekenyangan makan permen Honeydukes, tak cukup hanya sekali mengambil semua jenis makanan
yang tersaji.

Anvayz melihat Harry berulang-ulang mengerling meja guru. Profesor Lupin yang tampak ceria dan sehat.
Dia sedang bicara menggebu-gebu kepada Profesor Flitwick, guru Jimat dan Guna-guna yang bertubuh mungil.

Anvayz mengalihkan pandangannya ke tempat Snape duduk. Apakah
dia cuma membayangkannya atau benarkah mata Snape terarah kepada Lupin lebih sering dari sewajarnya?

Pesta diakhiri dengan hiburan yang ditampilkan oleh para hantu Hogwarts. Mereka bermunculan dari dinding dan mejameja, lalu melakukan formasi melayang. Nick si Kepala-Nyaris-Putus, si hantu Gryffindor, mendapat sambutan meriah ketika memperagakan
pemenggalan kepalanya sendiri yang gagal.

Malam itu sangat menyenangkan, sehingga keriangan Harry bahkan tidak tercemar oleh Malfoy, yang berteriak dari seberang ruangan ketika mereka semua meninggalkan
aula, "Para Dementor kirim salam hangat, Potter!"

Harry, Ron, dan Hermione bersama anak-anak Gryffindor lain menyusuri jalan yang sama menuju ke Menara Gryffindor. Tetapi Anvayz melanjutkan ritual malamnya dengan berkeliling kastil, tujuan akhirnya adalah Menara Astronomi.

Bodohnya, ia datang kesana menggunakan pakaian yang tak cukup tebal untuk menerima terpaan angin dingin, ia hanya merenung menghadap pemandangan yang dari sana. Ia tersentak saat mendengar suara dari belakang,

"Sudah kuduga kau akan kesini, nona."

Anvayz tetap memunggungi orang tersebut, ia berkata "Tempat ini selalu menjadi spot terbaik ku untuk merenung"

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang