Musim panas kali ini sama sekali tidak ada yang menarik, ketegangan semakin menyelimuti Dunia Sihir. Para Pelahap Maut berkeliaran ke sana kemari, membuat kekacauan di mana-mana tanpa ampun. Entah sudah berapa lama hari libur ini berlangsung, Anvayz tidak menghitungnya sama sekali.
Dia, Arxeuz, Heus, dan Zeus sedang duduk di ruang keluarga seperti biasa, Arxeuz sedang menceritakan tentang Perang Dunia Sihir Pertama yang berlangsung 17 tahun yang lalu. Anvayz tidak terlalu menyimaknya, setiap hari dia akan selalu menoleh ke jendela yang menghadap ke gerbang, berharap jika Snape tiba-tiba muncul untuk bertemu dengannya.
Namun sepertinya harapan itu sedikit tumbuh saat Anvayz melihat sosok hitam ber-Apparate di depan gerbangnya, mencoba membuka pelindung sihir yang berada di Axlvy Manor. Tapi nampaknya Arxeuz memperketat pertahanan Manor sehingga orang tersebut tidak dapat memasukinya.
Anvayz terlonjak melihat itu, dia langsung berdiri dan memekik, "Dad! Severus!"
Arxeuz, Heus, Dan Zeus mengikuti pandangan Anvayz ke luar jendela, benar saja ada seseorang yang mencoba untuk memasuki Manornya. "Kita tidak akan pernah tahu itu Severus atau bukan jika kita tidak menghampirinya. Tetap di sini, Dad akan mencari tahu."
Anvayz hanya bisa mengangguk, Arxeuz keluar dari ruang keluarga dan menuju ke gerbang. Saat sudah di balik gerbang, ternyata memang Snape yang berada di sana. Tetapi Arxeuz tidak bisa percaya begitu saja, dia mengacungkan tongkatnya kepada siapa yang dia anggap adalah Snape.
"Apa yang kuberikan kepada Anvayz untuk hadiah ulang tahunnya ke empat belas?" tanya Arxeuz.
Snape yang paham maksud dari Arxeuz menanyakan hal tersebut langsung menjawabnya dengan enteng, "Cincin yang telah dihubungkan dengan cincinmu."
Arxeuz bernapas lega dan menurunkan tongkatnya, dia membuka pelindung sihir dan membiarkan Snape masuk. "Hanya untuk berjaga-jaga."
Snape mengangguk, "Aku mengerti."
Arxeuz memimpin jalan ke dalam Manor, Snape mengikutinya di belakang. Tepat saat pintu ganda di belakangnya tertutup, Anvayz melompat ke dirinya seperti biasa, membuat Snape yang tak siap menubruk pintu di belakangnya.
Anvayz turun dari tubuh Snape, namun tetap mengalungkan tangannya di leher pria itu. "Maaf... Hanya saja, aku sangat merindukanmu."
Snape tersenyum kecil mendengarnya, "Aku juga merindukanmu."
Anvayz menangkup pipi Snape dengan satu tangan, dia menatap kekasihnya dengan wajah khawatir. "Kau sangat pucat, kantung matamu juga lebih hitam... Mengapa?"
"Aku baik-baik saja." balas Snape lembut, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentangku." sambungnya, melihat keraguan di mata Anvayz.
"Well, senang kau bisa ke sini dalam keadaan hidup-hidup, Severus." kata Arxeuz membuat tatapan Snape dan Anvayz terputus.
Gadis itu melepas kalungannya dan berdiri di sebelah Snape, "Terima kasih karena tetap menerimaku, Arxeuz." kata Snape.
Arxeuz mengangguk dan mendekati pria itu, "Namun, aku masih harus memberikan sedikit pelajaran kepadamu."
Snape nampak bingung, "A-apa maksudmu—"
Arxeuz meraih kerah Snape dan mendorongnya ke dinding, membuat napas Snape tercekat.
BUGH!
"Uhuk!" Snape memegangi perutnya saat satu pukulan mentah mendarat di sana, namun dia dengan cepat kembali menurunkan tangannya.
"Dad!" pekik Anvayz terkejut.
Arxeuz mengangkat satu tangannya ke arah Anvayz, tanda bahwa gadis itu tidak perlu ikut campur dalam urusan ini. Heus dan Zeus ternganga melihat kemarahan ayahnya yang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love but Prestige
RomanceAnvayz Zavren Axlvy. Gadis asrama Gryffindor dan sahabat baik golden trio, ia sering membuat masalah hampir setiap harinya. Tetapi juga hampir selalu lolos dari pengurangan poin oleh para Professor, kecuali Professor Snape tentu saja. Prestasinya d...