Chapter 58

701 88 93
                                    

Sudah dua minggu Anvayz menginap di Grimmauld Place No. 12, dan sudah dua minggu pula Anvayz tidak bertemu dengan Snape. Selama tidak ada informasi yang perlu dia sampaikan, dan selama dia merasa tidak ada rapat yang terlalu penting, pria itu tidak akan datang.

Selama itu pula tidak ada yang terlalu menarik di Grimmauld Place. Perkumpulan ringan, kejahilan Heus, Zeus, Fred, dan George, tentu saja direstui oleh Sirius dan Arxeuz. Anvayz yang selalu tidur, dan Lupin yang selalu mencoba untuk berbicara dengannya.

Begitu pula hari ini, mereka sedang berkumpul dan mengobrol ringan setelah makan malam. Anvayz sedang duduk di sofa depan perapian yang tidak menyala, membaca buku dengan tenang. Ruangan itu sangat ramai dengan pembicaraan masing-masing, tetapi sangat sunyi bagi Anvayz yang tidak memperhatikan sekeliling sama sekali. Pikirannya hanya berfokus kepada buku dan Snape. Dia bahkan tidak menyadari jika Lupin sudah duduk di sebelahnya sampai pria itu berdehem untuk menarik atensinya.

Anvayz mendengus kecil dan menurunkan buku dari wajahnya, menatap Lupin sangat datar. "Ya?"

Lupin tersenyum manis, "Jangan terlalu sering membaca buku, jika kau semakin cerdas maka aku semakin tidak bisa melupakanmu."

"Dan apakah itu penting bagiku?" sinis Anvayz, kembali membenamkan wajahnya ke dalam buku.

Lupin menarik buku itu Anvayz dan mengangkatnya tinggi-tinggi, Anvayz mengerang kesal dan mencoba meraih buku itu, namun Lupin tidak memberikannya. Gadis itu melihat sekeliling ruangan untuk meminta bantuan, tapi semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing dan tidak menyadari interaksi mereka berdua. Anvayz yang jengah pun berdiri dari sofa agar bisa lebih mudah menggapai bukunya, tetapi Lupin ikut berdiri dan lagi-lagi tersenyum manis.

"Oh ayolah, Sir. Kembalikan buku ku!" geram Anvayz masih melompat lompat untuk menggapai bukunya.

Lupin masih tersenyum manis, "Pertama, panggil aku Remus."

"Baik, Remus, kembalikan!"

"Kedua, jangan bersikap sangat dingin kepadaku."

Anvayz berhenti melompat dan mendengus, memaksakan senyum palsunya. "Tolong kembalikan buku ku, Remus." katanya lembut, tanpa disadarinya jika nada seperti itu membuat jantung Lupin berdetak sangat cepat.

Lupin menelan kasar ludahnya dan berusaha bersikap senormal mungkin, "Ketiga, kau harus memaafkanku."

Gadis itu mengerutkan kening dan memiringkan kepalanya sedikit, "Untuk?" Astaga, Lupin bisa gila!

"Untuk kejadian setahun yang lalu."

"Aku sudah memaafkanmu."

Lupin menarik Anvayz agar mereka kembali menduduki sofa, gadis itu sudah memasuki percakapan yang dia inginkan, jadi dia tidak akan membuang kesempatan. "Dengan sikapmu yang sangat dingin kepadaku? Tidak. Kau belum memaafkanku."

Anvayz menarik napas panjang dan tersenyum manis, "Baik, aku memaafkanmu. Bisakah kau mengembalikan buku ku?"

Lupin mengabaikannya dan malah menatap intens, "Apa kau memaafkanku dengan tulus?"

"Sangat tulus, Remus."

Lupin menyimpan buku yang dia pegang di belakang punggungnya, lalu memegang kedua tangan Anvayz dan tetap menatapnya intens, "Jika tulus, apakah kau ingin memulainya dari awal?"

DEG.

Gadis itu membulatkan matanya terkejut. Sialan, Anvayz tidak mengharapkan perkataan itu terlontar dari mulutnya.

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu maksudku."

Anvayz melepaskan tangan Lupin dengan paksa, "Tidak, aku tidak bisa."

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang