49

614 36 11
                                    

Jangan lupa klik bintang♥
Jangan lupa komentar sebanyak - banyaknya😍
Jangan lupa masukkan ke dalam readinglist dan follow akun ini😍

Happy reading, Dear♥

Bangunan kosong yang sudah lama ditinggalkan dengan debu - debu yang menenpel di lantai dan lumut - lumut yang hidup di dinding yang lembab itu sekarang menjadi tempat berteduh Aurellia dan Melvin. Suara - suara serangga di sekitar mereka menambah suasana semakin horror.

Beberapa kali Melvin memutari bangunan kosong ini untuk memastikan jika tempat mereka berteduh cukup aman dari hal - hal yang membahayakan.

Baju mereka sudah basah kuyup. Hujan deras turun dengan tiba - tiba saat mereka berjalan menuju mobil. Mobil yang mereka gunakan memang terparkir cukup jauh dari lokasi wisata. Itu dikarenakan jalanan menuju sungai Kerumutan adalah jalan setapak dari tanah. Hal itu membuat mobil tidak memungkinkan dapat masuk sampai area wisata.

"Tidak ada orang disini. Kita harus menunggu hujan reda," ucap Melvin yang sedang bersender pada sebuah pilar.

Semakin buruk saja kondisinya. Belum cukup mereka kembali dengan terlambat nyaris malam sekarang malah terdampar di bangunan kosong karena hujan deras. Memancing di hari Natal memang bukan rencana yang bagus!

Berulang - ulang kali Aurellia mengusap lengannya yang kedinginan. Rambutnya yang sudah sempat dia ikat sekarang kembali berantakan. Hidungnya kembali memerah entah sejak kapan dan pusing menyerang kepalanya. Bagus dia akan terkena flu atau demam sebentar lagi.

"Kau tidak takut?" Tanya Melvin yang memperhatikan Aurellia sejak tadi duduk dengan tenang.

"Tidak."

Melvin senang akan jawaban Aurellia. Itu tandanya dirinya tidak perlu menenangkan dan membungkam mulut Aurellia yang terus merengek jika sedang takut atau cemas. Lucu sekali, gadis seperti Aurellia yang notabennya sangat cuek, bodo amat, tidak pedulian, irit bicara dan ekspresi bisa sangat menjengkelkan jika sedang takut.

Langit sudah sepenuhnya gelap. Tidak ada lagi langit biru cerah atau senja memukau. Hanya ada atap semesta yang gelap dengan sesekali mengeluarkan cahaya petir yang suaranya tidak terlalu menggelegar seperti di film - film hantu.

"Berhenti bermain air hujan!" Peringat Melvin saat melihat Aurellia sudah berdiri di dekat pancuran yang memuntahkan air hujan dari atap bangunan kosong.

"Tidak sedingin yang kau pikirkan," jawab Aurellia dengan senyum manisnya.

Melvin berdecak lalu menarik tangan Aurellia agar menjauhi pancuran yang terbuat dari besi. "Itu karena tanganmu lebih dingin dari air yang kau mainkan itu!"

Aurellia menarik tangan Melvin yang sedang bersedekap. Disatukannya telapak tangannya dengan telapak tangan Melvin. Besar, kokoh, mantab, hangat dan nyaman.

"Rasakan! Tanganmu sangat dingin!" Melvin menggenggam tangan Aurellia lebih erat.

Dipejamkan kedua matanya Aurellia menikmati rasa hangat yang di hantarkan Melvin. Sial pria ini hangat hingga membuat Aurellia enggan melepas dan dilepaskan genggamannya.

Kelopak mata Aurellia kembali terbuka. Dari jarak dekat seperti ini Aurellia bisa melihat dengan detail pahatan indah pada diri Melvin. Aurellia mendongak dan mengalihkan pandangan mata dari Melvin. Tidak, jangan sampai dirinya jatuh pada pesona raja iblis ini. Itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri. Melvin bukan orang yang tepat.

"Lebih hangat?" Tanya Melvin setelah beberapa kali meniup tangan Aurellia. Memberi kehangatan melalui genggaman dan hembusan nafasnya.

"Hanya telapak tanganku saja," jawabnya jujur.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang