13

860 53 2
                                    

Pagi - pagi sekali Aurellia sudah berada di bandara, tidak lupa dengan pria - pria bejas yang selalu menemani Aurellia pergi, bodyguardnya. Meskipun masih pukul empat pagi namun bandara tetap ramai.

Di acuhkannya tatapan aneh dan bertanya dari orang - orang di sekitar Aurellia. Sebenarnya Aurellia merasa risih tapi bagaimana lagi? Itu hak mereka dan Aurellia tidak ingin bersusah payah mengurusi orang - orang itu.

Pukul 03:35 tadi Aurellia dibangunkan oleh suara bel apartemen yang berbunyi terus menerus hingga membuat Aurellia kesal sekali. Orang gila mana yang bertamu sepagi itu?! Mario. Orang suruhan Melvin itulah yang menekan bel apartemen berkali kali. Aurellia rasa, semua yang berhubungan dengan Melvin tidak ada yang normal.

Tanpa bersiap - siap Aurellia mengikuti Mario orang suruhan Melvin. Sepanjang perjalanan pun Aurellia menguap menahan kantuk.

Dengan baju tidur berkain satin yang sangat sangat halus itu Aurellia duduk di kursi panjang dan sekitarnya dikelilingi oleh bodyguard berwajah kaku itu.

Dari radius lima belas meter Aurellia dapat melihat Melvin yang sedang berjalan dengan dua pria dibelakangnya yang sedang membawakan barang bawaan Melvin. Ah pria itu akhirnya kembali ke Indonesia setelah hampir dua minggu di negri orang.

Dengan kemeja hitam polos yang digulung hingga siku dan celana senada tak lupa kaca mata hitam bertengger indah di hidung pria tampan itu. Semua mata tertuju pada Melvin, bahkan orang - orang yang sebelumnya memandang Aurellia kini memperhatikan Melvin.

Sialan, jika saja pria itu tidak menyebalkan pasti Aurellia akan jatuh dalam pesona Melvin.

"Arra..." ucap Melvin rendah. Terdengar sangat seksi di telinga Aurellia.

Belum menjawab sepatah kata pun Aurellia sudah dikejutkan dengan pelukan dari Melvin. Tidak tahu bagaimana cara meresponnya Aurellia hanya diam tidak membalas pelukan Melvin.

"Aku merindukanmu" ucap Melvin setelah melepas pelukannya dan jangan lupakan senyuman jahil itu.

"Saya tidak! " jawab Aurellia lempang.

"Sungguh? Bahkan aku memajukan kepulanganku karena rindu padamu" Melvin memasang ekspresi seolah terluka.

"Saya bahkan berharap Anda tidak kembali"

Melvin melepas kaca matanya dengan gaya manlynya yang membuat beberapa wanita disekitar mereka menahan nafas. Terkecuali Aurellia!.

"Jika aku tidak kembali Kau akan mati karena kemiskinan Arra" kekeh Melvin.

"Tidak akan terjadi. Di dalam apartemen banyak benda yang bisa ku jual dengan harga tinggi"

"Aku tidak menyangka wajahmu yang bodoh ini bisa memiliki otak kriminal" Melvin mengusap kepala Aurellia sembari berjalan keluar dari bandara.

"Anda tidak berkaca ya" Aurellia mengibaskan tangannya.

"Setidaknya aku tampan Arra"

Aurellia mendengus yang semakin membuat Melvin gencar menggoda gadis disampingnya ini.

"Kau sudah mendapatkan apa yang aku mau? " tanya Melvin, bukan kepada Aurellia tetapi pada Mario yang berjalan di belakang Melvin.

"Sudah tuan, dan semuanya sudah siap" jawab Mario dengan memberikan beberapa lembar kertas yang berisi gambar - gambar.

"Baguslah" setelah itu Melvin masuk kedalam mobil lamborghini biru kesayangannya.

"Tidurlah, perjalanannya akan lumayan lama" ucap Melvin dengan melirik sekilas Aurellia yang sedang menguap.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang