25

850 36 5
                                    

"Itu dia, Damian Romanov. Anak keduaku, memang bukan anak kandung tapi aku menyayanginya. Dia dari suamiku, maksudku—"

"Saya mengerti ma'am."

Juliana tersenyum dan menggandeng tangan Aurellia menghampiri Damian yang sedang menikmati sorenya. Pria berusia 24 tahun itu berenang kesana kemari mengabaikan para pelayan yang mencuri - curi pandang padanya.

"Damian! " panggilan dari Juliana mengintrupsi kegiatan pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Damian! " panggilan dari Juliana mengintrupsi kegiatan pria itu.

Damian berenang menepi. Sampai di tepian dia menatap Juliana dan Aurellia bergantian namun tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Kau sudah bertemu Melvin? " Juliana memberikan handuk yang pelayan siapkan.

"Belum, aku akan segera menemuinya." Damian mengusap kepalanya  dengan handuk.

"Melvin di dalam kamarnya yang dulu. Sebelumnya kenalkan gadis ini, namanya Aurellia." Juliana menarik tangan Aurellia agar semakin mendekat.

Damian menyatukan kedua alisnya lalu mengulurkan tangannya, "Damian Romanov."

"Aurellia Elena Dominic "

Damian menoleh pada ibunya yang tersenyum sedari tadi. "Mom, Kau tidak berniat menjodohkanku bukan? Aku sudah mengencani Moza seperti perintahmu. "

Senyum Juliana hilang berganti dengan wajah kesalnya. "Jangan terlalu curiga pada ibumu! Aurellia ini gadis yang di bawa kakakmu dan aku senang Kau menurutiku. "

Damian mendengus, "apakah anakmu yang satu itu mendapatkan sakit kelamin sehingga memutuskan serius pada satu wanita? "

"Damian! Jaga ucapanmu! Aurellia ini asisten pribadi Melvin, aku juga berharap Melvin serius pada satu wanita. Tapi tidak dengan cara yang Kau ucapkan tadi. " Juliana bersedekap dengan angkuh. Khas ibu - ibu marah.

Damian meneliti wajah ibunya dengan serius, "jangan marah - marah, Mom. Lihatlah dahimu ada garis kerutan. "

"Astaga ... benarkah? " Juliana menyentuh dahinya mencoba merasakan kerutan yang di katakan Damian.

"Serius, Mom. Pergilah ke kamar menggunakan kaca dan berhenti marah - marah, itu tidak bagus untuk kecantikanmu. " Damian mencium pipi Juliana yang masih sibuk dengan kerutannya.

Tanpa berkata - kata wanita paruh baya itu pergi meninggalkan anaknya dan Aurellia di halaman belakang.

"Kau membohonginya?" tanya Aurellia yang lebih persis pernyataan.

Damian terkekeh lalu berjalan masuk yang di ikuti Aurellia. "Tidak sepenuhnya. Ibuku melewatkan jadwal perawatan kecantikannya minggu lalu, entah lupa atau bagaimana."

Jelas anak yang dekat dengan keluarganya. Meskipun terlihat lebih liar dari Melvin, akan tetapi perhatiannya pada keluarga dapat menutupi. Jadwal perawatan kecantikan ibunya yang terlewat dapat pria itu ketahui adalah hal yang luar biasa bagi Aurellia.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang