70

393 23 5
                                    

Haiii....

2/3 bulan menunggu? Atau sudah lebih dari itu?

I'm so sorry udah ngaret hehe ciptain feelnya lagi itu loh yang susah banget.

Sebelum baca aku ingetin lagi ya buat :
-Follow akun ini
-Tambahkan ke readinglist
-Vote
-Komen

Mungkin bagi kalian cuma 1 vote 1 komen ga ada efeknya, tapi bagi aku itu sangat berarti banget karena bisa nambah semangat nulis <3

Happy reading, Dear ♥






Kemarahannya memuncak, marah yang benar benar ingin dia keluarkan hingga meledak - ledak. Namun yang ada hanya tarikan nafas berat dan hembusan kasar keluar dari bibirnya yang sedikit berkedut karena menahan amarah.

Telinganya yang berdengung karena emosinya ditahan berangsur - angsur dapat mendengarkan dengan normal kembali.

Matanya kembali terbuka untuk beberapa saat tadi terpejam guna mengurangi emosinya. Seisi ruangan dia sapu dengan tatapan tajamnya, menonton orang - orang bodoh yang berkali - kali membuat kesalahan hingga membuat kepalanya pusing ingin pecah.

"Apa kalian pikir aku membayar mahal kalian untuk melakukan ini? Kalian pikir 2 bulan ini untuk bersantai dan memberiku tugas baru untuk menyelesaikan masalah kalian? " Ucapnya dengan santai tetapi berbanding terbalik dengan tatapan tajamnya yang penuh intimidasi hingga membuat orang - orang yang duduk di hadapannya tidak berani mengangkat kepala.

"Jangan karena aku tidak pernah berkata buruk atau pun menuntut keras kerja kalian sehingga bisa bekerja dengan sesuka hati seperti siput sialan yang terlalu lamban berjalan! "

"Maafkan saya dan rekan - rekan saya, Mr. Dirgantara akan tetapi penggabungan 3 perusahaan bukanlah hal yang mudah, bahkan ini baru pertama kalinya di Indonesia 3 perusahaan besar bergabung menjadi satu orang kepemilikan dalam satu waktu. Selain sulitnya hukum yang berjalan beberapa masyarakat juga enggan menandatangani kontrak untuk pembangunan gedung baru. 2 hal utama itu yang membuat proyek ini tersendat, saya harap Anda bisa memberi lagi sedikit waktu untuk kami. "

Melvin memijat pelipisnya mendengarkan alasan klise dari bawahannya. "Jadi selama ini aku benar - benar mempekerjakan orang - orang bodoh tidak kompeten ya? " Itu terdengar lebih seperti pernyataan dibanding pertanyaan.

Yohanes, orang yang menjawab ucapan Melvin dengan panjang lebar tadi menundukan kepala dalam - dalam merasa ucapannya tadi salah.

"Apa aku harus memiskinkan kalian terlebih dahulu agar bisa bekerja dengan benar? Sepertinya kalian sudah terlena dengan gaji yang kalian dapatkan hingga tidak becus bekerja. "

Tidak lama dari kemarahan Melvin yang layaknya singa raja hutan yang anggun itu, rapat ditutup dengan presentasi akhir dari Yohanes mengenani pembangunan gedung baru.

Sebagian orang cepat - cepat bergegas membereskan barang - barangnya untuk segera meninggalkan ruang rapat yang mewah namun menyesakkan itu. Bukannya tidak nyaman hanya saja pemilik baru dari Dirgantara's Companny itu benar - benar membuat suasana rapat menjadi tegang, belum lagi selama ini mereka dipaksa memeras otak bagaimana caranya agar penggabungan 3 perusahaan besar dalam satu kepemilikan bisa dilakukan dalam waktu sesingkat - singkatnya.

Well, itu tidak akan serumit ini jika saja semua perusahaan itu berada di dalam satu negara. Kita bisa bayangkan segila apa Melvin saat Dirgantara's Companny berpusat di Kanada, Bluemoon's Companny berdiri kokoh di Los Angel's dan yang terakhir perusahaan milik Melvin sendiri yang berada di Indonesia.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang