42

656 39 5
                                    

Happy reading, dear♥




Malam ini, Aurellia mendapatkan undangan khusus untuk menghadiri acara amal tahunan yang biasa dilakukan para sosialita di Indonesia. Iya, undangan khusus untuknya. Undangan jalur paksaan.

Dengan terpaksa Aurellia ikut menghadiri acara amal yang dimana Melvin mengikutinya. Tentu saja, iblis itu yang memaksa Aurellia. Hanya Melvin yang mampu melakukan itu. Dan bodohnya Aurellia selalu bisa dikendalikan oleh Melvin meskipun dengan embel - embel terpaksa.

Semua keperluanya sudah di atur oleh Melvin. Dari keperluan sepele seperti, make up, tatanan rambut hingga perhiasaan untuk Aurellia sudah diatur oleh Melvin. Dengan memanggil para pekerja salon dan desaigner gaun serta perhiasan datang ke mansionnya beberapa jam lalu dalam waktu 45 menit, Aurellia sudah siap.

Harus Aurellia akui selera Melvin sangat tinggi. Bahkan awalnya Aurellia tidak menyangka Melvin bisa memilihkan fashion untuk wanita sebagus ini. Dia menjadi teringat percakapannya dengan seorang desaigner gaun di dalam kamarnya tadi.

"Apakah hanya ini gaun yang kau bawa?" Aurellia memandang takjub pada gaun indah di hadapannya.

"Sebenarnya saya membawa sekitar tiga gaun untuk Anda pilih, tetapi Tuan Dirgantara memilihkan gaun ini untuk Anda."

"Melvin?" Ucap Aurellia tercengang.

"Ya Tuan Melvin yang memilihkannya Nona. Bahkan bukan hanya gaun ini, make up, sepatu, perhiasaan semuanya Tuan Melvin yang memilih. Saya tidak menyangka pilihan beliau sangat cocok untuk Anda," kali ini seorang desaigner perhiasaan yang menanggapi Aurellia. "Padahal biasanya Tuan Melvin menyuruh orang kepercayaannya untuk membelikan barang - barang keperluan wanita kencannya," lanjutnya dengan senyum sopan.

"Anda pasti wanita yang dispesialkan oleh Tuan Melvin," celetuk salah satu dari beberapa orang yang ada di dalam kamar Aurellia.

"Spesial? Aku rasa, hubunganku dengan Melvin tidak lebih dari musuh yang saling menguntungkan," gumam Aurellia pelan.

Sekarang pria itu sedang duduk di sofa ruang santai bersama Mario. Entah apa yang sedang mereka bicarakan hingga tidak menyadari kedatangan Aurellia dari belakang mereka. Padahal ketukan high heels yang digunakannya menggema.

"Melvin..." ucap Aurellia pelan.

Pemilik nama yang Aurellia sebutkan itu menoleh. Melvin berdiri tanpa mengalihkan pusat pandangannya. Menatap Aurellia dengan senyum malaikat di bibirnya.

Jas hitam mengkilat dengan kemeja putih tanpa dasi adalah baju formal yang di pilih Melvin untuk dirinya sendiri. Rambut pria itu di sisir dan di tata rapi.

"Cantik!" Puji Melvin dengan mengusap kepala Aurellia halus.

Aurellia berdehem untuk mengurangi rasa gugupnya. Meskipun dia selalu dibuat jengkel oleh Melvin, tapi tetap saja dipuji oleh pria sekelas Melvin bukanlah hal yang biasa untuk Aurellia. "Kau yang memilihkan ini semua?"

"Ya, apakah kau suka dan nyaman dengan apa yang aku pilihkan?"

"Aku menyukainya, sangat. Tapi..."

"Tapi?" Tanya Melvin tidak sabaran.

"Apakah ini tidak berlebihan untukku? Maksudku, aku rasa ini terlalu mewah untukku."

Melvin kembali tersenyum, senyum lega mengetahui itu jawaban Aurellia. "Tidak ada yang berlebihan semua ini sangat cocok untukmu dan lihatlah! Kau cantik, Arra!"

Aurellia menghirup nafas dalam - dalam. Sudah dua kali Melvin memujinya. Aurellia yakin sekarang pipinya pasti memerah karena tersipu malu. "Itu karena aku wanita," ucapnya tidak ingin merasa salah tingkah dan percaya diri. Melvin itu perayu ulung!

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang