36

684 35 4
                                    

Happy reading, Dear♥

Jemari tangan kanan Melvin mengetuk - ngetuk meja panjang di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemari tangan kanan Melvin mengetuk - ngetuk meja panjang di depannya. Menatap bosan pada pria berumur setengah abad yang berada di sebrangnya.

Johan. Orang yang tergabung pada organisasi pembuatan senjata rakitan ilegal di Amerika. Pria tua itu sama halnya dengan Melvin, duduk diam di atas kursi yang didudukinya, namun matanya menyorot menuntut Melvin untuk menyerah dan memberikan apa yang dia minta.

"Pergilah, kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cari, " Melvin melepaskan dua kancing teratasnya.

"Berikan dia padaku!" kukuh Johan.

"Aku bahkan tidak tahu apa yang kalian cari," Melvin mengangkat gelasnya yang berisi wine.

"Jangan berpura - pura bodoh! Aku sudah muak dengan pencarian ini! "

Melvin terkekeh memandang Johan dan anak buahnya dengan jenaka. "Aku tidak menyangka kau akan memuji kecerdasanku."

"Kembalikan Sean!"

"Aku tidak tahu," Melvin meminum winenya dengan mengedikan bahunya tidak peduli.

"Jangan main - main! Atau-"

"Atau apa?" potong Melvin. "Menarik investasi yang berada di sini? Lakukan saja, aku jadi merasa miskin mengetahui kalian memiliki saham beberapa persen pada bisnis Ayahku!"

David, ayah Melvin yang duduk di samping Melvin mendengus kesal. Bukan karena takut kehilangan investornya, akan tetapi lebih merasa kesal pada anaknya yang pongah.

"Beri tahu dimana Sean sekarang, sebagai gantinya aku akan membuka akses bisnismu dengan bebas di seluruh permukaan Benua Amerika."

"Jadi sekarang kau mengajakku bernegoisasi ya?" Melvin memberi jeda pada ucapannya, "aku jadi penasaran apa yang dimiliki oleh Sean hingga kalian sangat bersemangat untuk mendapatkannya kembali. Mungkin memberikan sedikit godaan untuk membuat Sean memberikan informasi cukup untuk memuaskanku."

Johan menggebrak meja, wajahnya kaku. Seisi ruangan tidak ada yang menunjukan keterkejutan, bahkan Melvin memamerkan seringaiannya. Merasa senang mempermainkan emosi orang tua dihadapnnya.

"Sudahlah, nak, jangan membuatnya semakin cepat tua. Berikan saja apa yang dia mau jika kau memang menyembunyikannya," David membenarkan tata letak jam tangannya, seakan menunjukan jika ini semua hanya permainan ular tangga bocah 4 tahun.

Melvin menuangkan wine digelasnya yang sudah kosong. "Tirta! Lacak keberadaan orang yang mereka cari menggunakan alat yang kau buat!"

Tirta yang berdiri di belakang Melvin bersama Mario segera menyiapkan apa yang di minta tuannya. Laptop dan sebuah alat yang berukuran 3CM.

The Devil, alat penemuan baru yang dibuat sendiri oleh Tirta selama kurang lebih dua tahun lalu dan baru jadi dengan maksimal sekitar tiga bulan lalu. Alat yang menjadi gambaran untuk masa depan, tapi tidak untuk Melvin! Alat penemuan termuktahir pun jadi tanpa menunggu 10 tahun kemudian. Selain pembuatan The Devil yang memakan waktu banyak, pembuatannya juga memerlukan dana yang tidak tanggung - tanggung. 8 miliar Melvin keluarkan untuk jalannya karya tangan Tirta.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang