59

590 36 11
                                    

Jangan lupa untuk :
-Vote
-Comment
-Follow
-Masukkan ke dalam reading list

I hope you like it 😍

Happy Reading, Dear ♥








"Kau memasak?" Melvin yang baru saja memasuki mansion langsung menemui Aurrelia yang sedang sibuk di dapur dengan koki pribadinya.

"Hanya membantu sedikit menyiapkan makan malammu. Aku sudah menyiapkan salad buah di atas meja, kau bisa menikmatinya sembari menunggu makan malam siap."

"Kau tidak perlu repot - repot seperti itu. Di dalam rumah ini sudah ada yang melakukan tugasnya sendiri - sendiri."

"Aku sudah lima hari kau kurung di dalam mansion besarmu ini semenjak kau kembali dari luar negeri. Apa kau pikir aku tidak akan mati kebosanan hanya menonton film dan berguling - guling di atas kasur? Ini hanya pekerjaan kecil untuk mengurangi kebosananku."

Melvin mendengus dengan memperhatikan apa yang Aurellia kerjakan. Hubungannya dengan gadis itu memang sedikit buruk setelah perdebatan alot pengunduran diri Aurellia. Memang kesalahan Melvin karena kontrak kerja yang mereka tanda tangi saat Aurellia memeperbaiki hubungan dengan ayahnya hanya berlaku beberapa bulan.

Akan tetapi Melvin juga membayar denda 2,5Miliar karena memaksa gadis itu tetap terikat padanya sesuai kerja sama kontrak.

Sampai sekarang Melvin masih tidak habis pikir, padahal saat awal - awal mereka terikat hubungan sebagai atasan dan asisten pribadi Aurellia sangat matrealis dan melakukan apa saja asalkan mendapatkan uang. Sedangkan sekarang dia sudah membayar denda serta masih tetap menggaji Aurellia yang bahkan 3x lipat namun gadis itu masih kokoh ingin mengakhiri semuanya.

"Aku juga membuatkanmu puding buah siang tadi," Aurellia menaruh puding buah yang baru saja dia keluarkan dari almari pendingin. "Ibumu pernah berkata padaku saat berbelanja bersama di Rusia bahwa kau menyukai puding buah sejak kecil."

Melvin menahan pergelangan tangan Aurellia saat dia hendak kembali ke dapur.

"Ada apa? Kau sudah tidak suka puding buah? Lain kali aku akan membuatkan yang lainnya."

Senyum manis Melvin berikan, "tidak, aku masih suka dan menyukai apa pun yang kau berikan hari ini padaku." Melvin memandang Aurellia dengan dalam, "hanya saja aku tidak menyukaimu yang seperti ini."

"Apa maksudmu?"

"Dimana sifat pembangkangmu?"

"Bukankah selama ini kau menyuruhku untuk menurutimu? Aku baru menyadarinya jika aku terlalu kurang ajar terhadap atasanku."

"Arra!"

"Kau juga tidak suka dengan diriku yang ini? Katakan Melvin apa yang kau inginkan aku akan berubah seperti yang kau mau."

Melvin menyingkirkan puding buah dan salad buahnya lalu mengangkat Aurellia untuk duduk di atas meja tepat di depannya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Teriak Aurellia terkejut dengan kedua tangan yang memegang pundak Melvin.

"Ini yang aku mau! Arra yang selama ini aku kenal, Arra yang selalu meneriakiku jika aku mengganggunya, Arra yang membangkang ucapanku, Arra yang sarkas, Arra yang ketus, Arra yang menyumpah serapahiku jika aku membuatnya kesal."

"Melvin... "

"Cukup, Arra. Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri yang seperti itu! Jangan lagi bersusah payah menggunakan topeng orang lain hanya untuk membuatku senang! Apa kau bertingkah seperti itu agar aku menuruti kemauanmu?"

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang