66

952 42 11
                                    

Jangan lupa untuk :
√Vote
√Comment
√Tambahkan ke readinglist
√Bagikan ke teman

Hallo bagaimana kabar kalian? Aku harap baik - baik saja.

I hope you like it! ♥

Happy reading, Dear ♥







"Kau sudah bangun? "

Aurellia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyingkirkan kantuknya. Bersandar pada kepala ranjang dan menyibak selimut agar sedikit menyingkir dari tubuhnya.

Ke dua alisnya bertaut melihat Melvin yang duduk di sisi ranjang dengan pakaian yang sudah rapi. Pakaian formal yang sudah melekat indah pada tubuh atletisnya membuat kesadaran Aurellia tertarik dengan cepat. Seriously?! Melvin menggunakan dasi dengan sangat rapi?!

"Kita akan pergi? " Tanya Aurellia dengan suara serak.

Tertawa kecil dan mengusap rambut Aurellia lembut, "bukan kita, tapi aku. Kau akan tetap di sini sementara waktu. "

"Kau akan pergi sendiri? Ke mana?"

"Iya, Arra. Aku akan menghadiri acara pesta di luar pulau. "

"Berapa lama? "

"Mungkin besok malam atau lusa aku sudah kembali ke sini. "

Aurellia menolehkan kepalanya pada kaca besar yang menghadap langsung ke danau yang gelap. Di atas danau gelap itu ada benda berukuran besar yang bergerak dengan sorot lampu yang membuat air danau di beberapa titik bercahaya.

Pepohonan yang ada di sekitar rumah peristirahatan pun bergerak di terpa angin dari benda besar itu.

Aurellia yakin, pasti itu helicopter yang akan membawa Melvin pergi dari rumah peristirahatan ini.

"Kau akan pergi sekarang? " Kembali menatap Melvin dengan wajah datar.

"Mario sudah menungguku di bawah sejak tadi, " kata Melvin enggan menjawab pertanyaan Aurellia dan lebih memilih kalimat yang seolah menegaskan jika dirinya sudah siap untuk meninggalkan tempat ini sekarang juga.

"Kenapa kau baru mengatakan sekarang jika ingin pergi? "

Melvin tersenyum simpul dan meraih tangan Aurellia untuk di usapnya halus, "aku sudah ingin membangunkanmu sejak dua jam lalu. Tapi aku pikir menunggumu bangun sendiri lebih baik. "

Membuang muka menatap lukisan besar yang terpajang di dinding kamar dan mengalihkan pikirannya dari Melvin. Aurellia tidak tahu mengapa dia sangat merasa sedih akan kepergian Melvin kali ini.

Bukan lagi rasa takut di tinggalkan seperti yang lalu. Entah mengapa dirinya merasa sangat sedih dan sangat ingin melarang Melvin untuk pergi. Ini aneh, padahal Melvin sudah berpamitan dengan benar padanya sekarang.

"Aku sudah menyiapkan sayuran segar dan buah - buahan segar di bawah agar kau tidak bosan dengan makanan instan. " Ucap Melvin lagi setelah tidak mendapat respon dari lawan bicaranya.

Aurellia menghembuskan nafas dengan berat, dia tidak boleh seperti ini. Dia harus sadar seperti apa posisinya di dalam hidup Melvin.

Lagi pula Melvin sudah berpamitan dengan baik dan akan kembali lagi ke sini. Dirinya juga harus ingat jika pun Melvin sering mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai bersenang - senang dengan bebas, tetap saja Melvin masih memiliki sisi kehidupan yang normal.

"Baiklah, kau bisa pergi. Aku akan menunggumu di sini. "

"Kau tidak perlu khawatir di sini sangat aman. Hanya aku, Mario dan orang kepercayaanku yang sedang mengendalikan heli yang mengetahui tempat ini. Tidak akan ada penyusup, aku sudah pernah menjelaskan keamanan ketat rumah ini sebelumnya. "

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang