12

880 46 2
                                    

"Aurellia ..."  panggil seseorang ketika Aurellia sedang memakan kentang gorengnya.

Sandy. Aurellia ingat laki - laki itu teman kuliah Aurellia.

"Sandy" Aurellia tersenyum kaku saat Sandy duduk didepannya dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Kau kemana saja? Sudah sebulan kau tidak masuk kuliah, ponselmu sulit dihubungi dan setiap aku kerumahmu pekerja rumahmu selalu mengatakan kau sedang pergi" Sandy mengerutkan alisnya syarat membutuhkan jawaban Aurellia.

"Ahh Kau sudah makan? Pesanlah aku yang traktir kali ini" Aurellia mencoba mengalihkan pertanyaan.

Sandy mendengus sebal tapi setelah itu memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan dan minuman.

"Bagaimana kabarmu? "

"Aku baik - baik saja. Kau belum menjawab pertanyaanku" Sandy menatap Aurellia serius.

Aurellia menghembuskan nafas kasar, Sandy memang tidak bisa di alihkan, "Aku memiliki sedikit masalah dan aku rasa aku tidak berniat melanjutkan kuliahku."

"Kau bercanda? "

"Tidak"

"Kau pergi dari rumah? "

Aurellia tegang. Jika Aurellia jawab 'iya' pasti Sandy akan bertanya lebih tapi jika Aurellia jawab 'tidak' Sandy tidak akan mudah percaya.

"Aku hanya sedang mencoba hidup mandiri" Aurellia meminum Americano nya.

Sandy menatap Aurellia jengah, "Semuanya sudah tahu, kakakmu sudah menyebarkan dramanya"

Kesya benar - benar ratu drama! Masalah keluarga pun dia ceritakan pada teman - temannya? Wanita ular itu memang tidak memiliki otak.

Aurellia tertawa sumbang mendapat jawaban dari Sandy, "Aku pergi dari rumah karena sedikit masalah dan sekarang aku sudah bekerja jadi semuanya aman"

"Kau bekerja apa? " Sandy memakan pisang kejunya dengan menyimak penjelasan Aurellia.

"Asisten pribadi"

"Berapa gajimu? "

"Sembilan juta" sebut Aurellia dengan enteng. Dua hari lalu memang Aurellia sudah menerima gaji dari Melvin dalam bentuk slip gaji beserta kartu ATM, entah bagaimana cara Melvin membuatnya mengingat Aurellia tidak membawa surat surat penting saat pergi dari rumah.

Sandy menatap Aurellia curiga. Aurellia paham tatapan itu.

"Aku tidak menjual harga diriku dengan menjadi asisten pribadi dan merangkap wanita penghibur. " Jelas Aurellia sebelum Sandy mengatakan yang macam - macam.

Sandy meraih tangan Aurellia, "Maaf, aku pikir dengan ijazah menengah atas bagaimana bisa kau mendapat gaji sebesar itu apa lagi asisten pribadi adalah pekerjaan yang sulit di dapatkan"

Aurellia sedikit melirik para bodyguard yang sedang diam - diam memfotonya.

"Tidak apa - apa" Aurellia menarik tangannya.

"Sekarang Kau tinggal dimana? "

"Di apartemen itu" tunjuk Aurellia dengan dagunya pada bangunan besar di depan.

"Tinggal sendiri? "

"Untuk beberapa hari kebelakangan ini dan mungkin beberapa hari kedepan iya, aku tinggal sendiri" Aurellia mengelap mulutnya menggunakan tisu setelah makannya selesai.

Pembicaraan mereka berdua pun di dominasi dengan bercanda yang membuat Aurellia dapat tersenyum dan sesekali tertawa kecil. Aurellia senang bisa bertemu Sandy, setidaknya beban yang dipikulnya dapat terlupakan sejenak.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang