35

749 32 2
                                    

Happy reading, Dear♥




"Harus sekarang?"

"Harus sekarang."

"Tapi kita baru di sini beberapa hari," keluh Aurellia sembari mengeringkan rambutnya menggunakan alat pengering rambut.

"Tapi aku tidak bisa di sini lama - lama, Arra."

"Aku bisa."

"Arra..." Melvin yang sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur Aurellia bangkit.

"Apa aku harus ikut?" Aurellia memandang Melvin melalui pantulan kaca di dipennya.

"Kau tahu jawabannya," pria dengan rambut yang di tata apik itu bersedekap di depan dada.

Aurellia memejamkan matanya untuk beberapa saat, setelah itu membalik badanya memandang Melvin dengan senyum yang diusahakan.

"Oke, tunggu aku bersiap beberapa menit," ucap Aurellia mengalah.

Melvin mengangguk senang lalu keluar dari kamar yang ditempati Aurellia. Melvin tahu dan menyadari jika Aurellia sudah nyaman dan krasan dirumah tengah hutan miliknya ini. Tapi tetap saja, dia tidak bisa lama - lama di sini.

Jika ada orang yang mengatakan menjadi orang kaya itu sangat menyenangkan dapat berbuat semaunya, maka orang itu harus Melvin beri pelajaran hidup. Sejak lahir memiliki segalanya tidak urung membuat Melvin muak. Tuntutan pekerjaan meskipun sebagian besar sudah diberikan pada Vano. Sulit memiliki waktu bersantai meskipun sebagian hidup Melvin untuk bersantai. Merasa kehidupan terlalu datar, kurang menantang walau pun Melvin sudah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan tantangan tersebut.

Memuakan dan membosankan! Apakah hanya Melvin saja yang merasakan ini? Banyak orang mengeluh lelah dan sebagainya karena kegilaan dunia, tapi mengapa Melvin merasakan biasa saja dan sendiri?!

Apa Melvin harus kembali seperti beberapa tahun lalu yang jiwa dan raganya dikubur oleh pekerjaan bisnis? Tidak! Itu sangat mengerikan jika kembali seperti dulu! Melihat Vano duduk di atas kursi dengan dokumen - dokumen saja sudah cukup membuat Melvin ingin muntah. Lagi pula seperti ini juga cukup memusingkan Melvin untuk menggunakan cara apa lagi menghabiskan hartanya yang mengalir deras di dalam rekening banknya.

"Setengah jam lagi penerbangan kita, Pak," ucap Mario yang sudah siap dengan jas rapinya. Ciri khas Mario saat bekerja.

Melvin menengadah menyugar rambutnya yang berwarna coklat sama seperti matanya ketika terkina sinar. "Aku ingin mall lantai teratas diseterilisasikan. Siapkan beberapa bodyguard di setiap jalan arah ke lantai itu. Segera hubungi Fifi untuk menemani Arra berbelanja."

Mario mengangguk paham bersamaan Aurellia yang muncul dari belakang Melvin.

"Kau memakan waktu hampir 15 menit hanya untuk ini?" Melvin menilai penampilan Aurellia dari atas sampai bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau memakan waktu hampir 15 menit hanya untuk ini?" Melvin menilai penampilan Aurellia dari atas sampai bawah. Sebenarnya tidak terlalu buruk, tapi terlalu biasa saja.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang