16

853 45 2
                                    

Seperti yang di katakan oleh Melvin siang tadi. Sekarang Aurellia sudah berada di tepian pantai. Duduk di atas pasir pantai yang halus dan kaki yang basah karena ombak.

Pengunjung di sore hari tidak terlalu ramai seperti siang hari. Kebanyakan dari mereka yang masih di pantai, menunggu matahari tenggelam. Salah satunya Melvin dan Aurellia.

Sejak tadi Melvin sibuk bermain air. Tadi Melvin juga sempat menawari Aurellia untuk berenang ke pantai lebih tengah, namun di tolak Aurellia. Aurellia sangat malas basah - basah, jadi Aurellia lebih memilih duduk di atas pasir tepi pantai.

Dari posisi Aurellia juga dapat melihat Melvin yang sedang berbincang dengan seorang wanita. Entah itu di kenali atau tidak karena sejak tadi Aurellia melihat banyak wanita yang menghampiri Melvin.

"Percumah Kau ke pantai jika tidak menceburkan diri kedalam air, Arra" Melvin duduk di samping Aurellia  dengan mata yang menatap ke depan.

"Aku malas, air pantai lengket"

Melvin mengambil air dari ombak yang datang menggunakan tangannya lalu di siramkan kepada Aurellia.

"Apa yang Kau lakukan! " teriak Aurellia lalu berdiri.

Belum sempat Aurellia melarikan diri Melvin sudah mengangkat tubuh Aurellia ala bridal stayl yang membuat Aurellia memekik takut jatuh ke air karena Melvin membawa Aurellia ke tengah pantai.

"Kembalikan aku ke daratan!!!! " teriak Aurellia sambil memeluk Melvin kuat kuat takut di jatuhkan.

"Rasakan airnya, Arra" Melvin menurunkan Aurellia tapi pegangan Aurellia semakin erat enggan turun. Ayolah sekarang hampir malam air pantai pasti dingin.

"Kembalikan aku ke daratan! Ini dingin sialan! " maki Aurellia, wajahnya sudah pias.

Melvin merendahkan tubuhnya sehingga Aurellia tercebur kedalam air bersama Melvin.

"Aaaaa! " teriak Aurellia karena kaget merasakan dinginnya air.

"Lihat itu, Arra! Matahari akan tenggelam" Melvin mengalihkan fokus Aurellia.

Berhasil. Aurellia melepaskan kedua tangannya yang berada di leher Melvin dan membalik tubuhnya membelakangi Melvin.
"Sudah lama aku tidak melihat ini" kata Melvin.

Aurellia tidak menjawab. Dia lebih memilih pemandangan indah di depannya sekarang. Matahari yang akan tenggelam, warna orange yang menakjubkan, suara deburan ombak yang merdu, angin yang bertiup spoi spoi dan manusia ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna berada di sampingnya. Suasana yang luar biasa.

Seingat Aurellia, dia pernah menikmati matahari tenggelam waktu usianya tujuh tahun. Bersama ayah dan bundanya. Rasa rindu pada bundanya yang sudah lama pergi semakin menumpuk. Mengingat masa lalu membuat Aurellia rindu dan kecewa bersamaan pada Farkhan. Ayah yang dulunya selalu memberi kasih sayang.

Entah berapa lama Aurellia menikmati suasana senja yang indah itu hingga sang surya benar benar hilang baru Aurellia  membalik tubuhnya. Melvin tersenyum memandang Aurellia yang tetap pada kedatarannya.

Aurellia berjalan pelan melewati Melvin. Bajunya sudah basah sepenuhnya dan tubuhnya merasakan dingin yang luar biasa hingga menggigil.

"Arra! "

Melvin mengikuti Aurellia berjalan. Rasa dingin yang awalnya tidak di rasakan Melvin sekarang dingin itu membuat Melvin hingga merinding.

Sampai di daratan Aurellia tetap berjalan menuju hottel dan Melvin memunguti barang bawaan mereka terlebih dahulu di tepi pantai. Tidak banyak, hanya ponsel, jaket levis milik Aurellia, sandal dan sampah bekas makanan ringan yang nanti akan di buang jika melihat tempat sampah.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang