Jangan lupa untuk :
Vote
Comment
FollowPlay •What Do You Mean — Justin Bieber•
Happy reading, dear ♥
"Aku ingin kembali ke Indonesia. "
"Tentu kau akan kembali ke Indonesia. Tapi tunggu sampai kau siap untuk dipindahkan ke sana. "
Bram menarik nafas halus. Untuk saat ini dirinya tidak boleh untuk berteriak, tertawa dan terbatuk. Itu akan semakin memperburuk kesehatannya. "Bagaimana denganmu? Apakah kau baik - baik saja?"
Melvin terkekeh mendengar pertanyaan itu dari Bram, "sangat baik - baik saja. Itu adalah pertanyaanku untukmu."
"Aku ... kesulitan bernafas, tubuhku lemas seperti mati rasa, setiap tarikan nafas aku merasakan seperti ribuan duri menancap dadaku."
"Kau membuatku berhutang nyawa padamu, Bram. "
"Aku sudah berhutang banyak padamu, ini tidak seberapa dengan apa yang kau lakukan untuk membuatku aman selama bertahun - tahun ini." Bram meringis kecil merasakan dadanya nyeri karena terlalu banyak bicara.
"Sudahlah tidak perlu membahas itu, segeralah sembuh dan berjanjilah jantungmu harus terus berdetak. Kau masih memiliki catatan yang belum kau selesaikan! "
Bram menatap Melvin dengan tatapan mata bertanya akan yang dimaksud 'catatan'.
"Kau masih harus meniduri gadis Pakistan, Bram! Kau ingat itu! Jadi kau harus sehat untuk bisa melakukan itu. "
Senyum geli terlihat jelas di bibir Bram yang pucat tertutup alat untuk membantunya bernapas dengan benar. "Kau di sini sejak kapan? "
"Aku belum kembali ke Indonesia sejak penyerangan dua minggu lalu. "
"Apakah Aurellia menyusul kemari? "
"Tidak, dia masih di Indonesia."
"Kau ... bisa hidup tanpa gadis itu rupanya. " Bram menyeringai kecil sangat samar.
"Tentu saja, mengapa tidak. " Melvin tertawa menggelegar dengan menggelengkan kepalanya.
"Kau tidak mencintainya? ""Tidak, Bram. Kenapa kau menanyakan itu? "
Tangan lemah Bram menggapai tangan Melvin yang ada di samping brangkar. Matanya yang biasanya menyorot tajam dan mengerikan kini menatap Melvin dengan sayu. "Hati - hati dengannya! Kau bisa jatuh padanya. "
"Apa maksudmu? "
Bram menarik nafas dalam. Semakin dia banyak bicara semakin perih dadanya. "Aku ingin istirahat!"
Melvin mendengus karena tidak mendapatkan penjelasan dari Bram. Namun tak urung dirinya membiarkan pria itu beristirahat dengan tenang.
Melihat wajah damai Bram, Melvin tersenyum mengingat bagaimana beberapa tahun lalu kepala Bram menjadi incara beberapa negara. Mungkin juga sampai sekarang. Namun dengan bodohnya pria itu mempertaruhkan nyawanya untuk Melvin. Lalu untuk apa Melvin menyembunyikan Bram selama ini? Toh rasanya sama sakitnya mati karena peluru dari petinggi negara atau pun pluru dari rival Melvin.Beberapa perawat dan dokter masuk ke dalam ruangan bernuansa putih yang ditempati Bram selama ini. Waktu pemeriksaan rutin. Melvin memilih meninggalkan ruangan dan duduk di depan bersama Mario.
"Kau tidak jalan - jalan? Bram tetap akan baik - baik saja. Jangan terlalu cemas seperti itu."
Mario menoleh pada Melvin. Senyum pria itu terlihat samar namun masih dapat Mario lihat. "Siapa yang kau tiduri sekarang? Artis Hollywood? Super model? Atau anak pejabat negara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIN & AURELLIA
Любовные романы•ROMANCE COMEDY• Jika hanya memandangmu berdosa maka aku siap untuk menjadi pendosa. -Aurellia Elena Dominic Kebahagiaanmu adalah prioritasku. Rindu dan luka ini biarkan menjadi urusanku. Aku tak pandai merangkai kata maka dari itu aku hanya dapat...