6

1.2K 74 1
                                    

Butuh waktu beberapa saat untuk Aurellia mengingat siapa pria yang kini duduk didepannya. Beni. Pria itu teman Melvin yang sempat mengajak ngobrol dan menawarinya sebagai pelacur pribadinya.

Melvin memang mengajaknya untuk berkunjung ke lokasi pemotretan yang sedang dilakukan oleh agensi milik Beni. Aurellia pun baru mengetahui bahwa Beni adalah pemilik suatu perusahaan yang fokus pada dunia hiburan layar kaca dan majalah.

"Kau tidak mengantor Vin? " tanya Beni dengan meminum kopinya.

"Tidak, aku sedang tidak ingin menyibukkan diriku" Melvin melihat salah satu model yang sedang menjalani pemotretan dengan senyum kecilnya.

"Bukankah kau memang tidak pernah sibuk? Aku bahkan sempat berfikir kau hidup untuk apa? " salah satu model mendekati mereka bertiga dan duduk dikursi kosong samping Beni.

"Tuhan terlalu menyayangiku sehingga tidak mau melihatku lelah" Melvin meminum winenya.

"Kata - katamu membuatku ingin muntah!" cibir Beni yang membuat Melvin tertawa renyah.

"Siapa namamu? " Melvin bertanya pada model yang duduk di samping Beni.

"Angel" jawab Angel dengan senyum manis menghiasi bibirnya, ciri ciri orang mencoba menarik perhatian.

"Aku tidak pernah melihatmu" Melvin menatap wajah Angel dengan intens sehingga yang di tatap merasa sedikit malu.

"Saya baru beberapa minggu lalu direkrut oleh Pak Beni"

"Aku suka senyummu" Ujar Melvin dengan senyum mautnya

"Jangan mulai Vin! Hampir semua model dan artisku sudah kau tiduri!" peringat Beni yang tidak dipedulikan oleh Melvin.

Sedangkan Aurellia tidak perduli dengan apapun yang dilakukan bosnya itu. Baginya itu hal yang tidaklah luar biasa. Hampir satu bulan bekerja sebagai asisten pribadi yang harus membuntuti kemana pun Melvin pergi membuat Aurellia kenyang sendiri dengan tingkah konyol dan nyentrik bosnya itu.

"Mereka yang meminta bukan aku Beni!" kini Angel sudah duduk dipangkuan Melvin dengan senyum yang memperlihatkan keangkuhannya.

Apa yang dikatakan Melvin memang benar. Sebagian besar dari mereka melemparkan diri kepada Melvin dengan senang hati. Bahkan ada yang dengan bangganya memamerkan pernah tidur bersama Melvin. Tentu saja tidur disini bukanlah artian yang sebenarnya.

Wajah Melvin memang seperti dewa Yunani yang terpahat indah dan sangat nyaman untuk dipandang. Apalagi jika sudah mengeluarkan senyum kecilnya, entah harus menggambarkan dengan bagimana. Mungkin jika dia menjadi Malaikat pencabut nyawa maka akan banyak kaum wanita mencoba menantang maut.

"Kau tinggal dimana? " tanya Melvin pada Angel.

"Di asrama yang disediakan perusahaan, aku masih harus mengikuti beberapa latihan sehingga masih harus menetap disana" Angel menjelaskan dengan tersenyum menggoda.

"Jujur saja aku sedikit tertarik padamu, jika kau sudah slesai dengan pekerjaanmu ini kau bisa menemuiku disini" Melvin memberikan selembar kertas berisi alamat hotel mewah bintang lima.

"Tentu saja aku akan kesana" Angel tersenyum lebar lalu mencium pipi Melvin begitu saja tanpa merasa malu

Setelah itu Angel menyingkir dari pangkuan Malvin karena kini waktunya dia menlanjutkan pemotretan untuk mempromosikan suatu produk yang sedang mengeluarkan model terbaru.

"Kau memang benar benar sialan Vin! " gerutu Beni dengan wajah tertekuk.

"Hey!  Apakah kau sebenarnya ingin tidur dengannya namun terdahuli olehku? " canda Melvin.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang