40

740 38 4
                                    


Happy reading, Dear♥





Waktu saat sarapan Aurellia tepat memasuki mansion Melvin dengan baju olahraga yang melekat pada tubu rampingnya. Bra sport yang dia gunakan memperlihatkan perut ratanya yang tetap ramping meski beberapa bulan lalu tidak pernah melakukan olah raga. Sedangkan rambutnya yang menyala dia ikat seperti ekor kuda.

Melewati sebuah kaca besar yang berada di dekat ruang tamu, Aurellia memperlihatkan lekuk tubuhnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melewati sebuah kaca besar yang berada di dekat ruang tamu, Aurellia memperlihatkan lekuk tubuhnya sendiri. Aku tidak menyangka ternyata aku tidak terlalu buruk, batinnya sambil melihat kaca besar yang memantulkan siluetnya.

Bayangan seorang pria masuk ke dalam kaca besar, pria itu masih menggunakan piyamanya dan menatap Aurellia dengan senyum manisnya. Siapa lagi kalau bukan iblis pemilik mansion?! Mengrusak mood Aurellia saja!

"Tidak perlau berkaca lama - lama, dadamu tidak akan bertambah besar," kekehnya dengan mendekati Aurellia.

Aurellia mundur satu langkah dengan tidak sadar. Seperti merasa terancam akan kedatangan pria yang sekarang berdiri lima langkah di depannya.

"Hei jangan menghindar!" Ucap Melvin saat Aurellia mengambil dua langkah lagi untuk memberi jarak.

"Jangan mendekat! Aku phobia denganmu!" Peringat Aurellia dengan wajah gugupnya. Sial kenapa dia harus gugup?!

"Astaga padahal sangat jelas jika kau tidak bisa lepas dariku!"

"Hanya dimimpimu Tuan Dirgantara!"

"Ayolah, Arra! Tidak perlu sungkan untuk mengakuinya, bukankah sudah jelas jika kemana - mana kau selalu membuntutiku?"

Apa? Apa kata iblis ini?! Membuntuti?!

"Itu karena kau mengajakku, Pak Melvin Richardo Diragantara yang terhormat!" ucap Aurellia hampir berteriak.

Melvin terkekeh sambil mendekati Aurellia lagi. "Tapi kau senang bukan? Kemana - mana bersama pria tampan ini?"
Aurellia menatap Melvin horor, ah pria itu memang memiliki kepercayaan diri akut.

"Lepaskan!" teriak Aurellia saat tiba - tiba Melvin memeluk Aurellia. Peluakan yang erat dan hangat, bahkan dagu Melvin berada di atas kepala Aurellia, karena notabennya Melvin lebih tinggi dari Aurellia.

"Lepaskan, Brengsek!" Aurellia memberontak dengan menginjaki kaki Melvin yang tidak memberi efek apa pun pada pria itu.

"Aku hanya memelukmu, Arra, tidak memperkosamu!" Ujarnya santai, padahal sudah ada beberapa pelayan disekitar mereka karena suara Aurellia yang sebelumnya.

"Lepaskan atau aku akan menendang adik manismu, Jerk!" Bisik Aurellia.

"Jika kau melakukan itu, kau akan kehilangan kesempatan untuk merasaknnya, Arra, yang kau sebut 'adik manis' itu adalah yang akan kau puja - puja besok!"

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang