"Arra apakah kau tidak bosan? " bisik Melvin dengan perhatian yang masih tertuju pada pria paruh baya yang sedang melakukan presentasi.
"Begitulah"
Rapat sudah berjalan berjam - jam lamanya dan yang dibahas hanya beberapa yang dapat Aurellia pahami. Benar - benar membosankan. Tidak heran jika Melvin ~Si Mudah Bosan~ mengeluh.
"Bahkan aku yang main di ranjang melakukan hal menyenangkan pun tidak selama ini! "racaunya pelan. Tentu saja yang dapat mendengar itu hanya Aurellia.
Aurellia berdehem untuk tetap mengatur ekspresinya karena ucapan Melvin barusan. Apa - apaan Melvin itu. Bisa bisanya pekerjaan disamakan dengan bercinta.
"Bagaimana Pak Melvin apakah Anda setuju dengan rencana ini? " tanya pria tadi yang baru saja selesai mepresentasikan sesuatu yang kurang Aurellia mengerti. Yudha, nama orang itu.
"Saya setuju dengan rencana dan gagasan Anda mengenai bangunan club baru yang ada di pulau Bali. Namun Saya ingin beberapa bagian harus di perbaiki kembali, akan Saya kirim melalui email apa yang harus diperbaiki. Saya rasa rapat ini sudah cukup dan untuk hal penting lainnya bisa dilanjutkan di rapat minggu depan!" Melvin menutup rapat yang entah membahas apa saja dan di angguki oleh orang - orang yang menghadirinya.
Seperti biasa setelah rapat di tutup orang - orang yang ada di dalam ruangan ini saling menjabat tangan untuk berpamitan.
"Ada beberapa berkas yang harus Anda baca dan setujui, Pak" Aurellia memberikan beberapa map kepada Melvin.
Di dalam ruangan itu memang hanya tertinggal mereka berdua yang masih membereskan dokumen dokumen. Ralat, hanya Aurellia yang direpotkan dengan dokumen dokumen hasil rapat.
"Setelah ini jadwalku apa lagi Arra? " Melvin membuka pintu dengan tangan kanannya.
"Mengecek barang di club, Pak"
"Baiklah" Melvin melepas jas hitamnya lalu masuk kedalam lift.
💙💙💙
"Semuanya tetap stabil, Pak. Pengiriman barang dari Rusia beberapa hari kedepan juga akan sampai. " laki laki yang sudah menginjak kepala lima itu melaporkan dengan yakin pada Melvin.
Jika di pandang dengan serius kedua mata laki laki itu tersirat kegugupan.
"Apakah pernah ada masalah dalam pemasukan barang? " tanya Melvin dengan mata yang meneliti pekerjaan beberapa orang yang menghitung botol botol didalam ruangan ini.
"Selama ini semuanya lancar, Pak"
"Berikan aku laporan pemasukan dan penjualan minuman bulan lalu, saat aku kembali ke sini sore nanti Aku harap laporan itu sudah ada di atas mejaku! " perintah Melvin tegas, setelah itu dia dan Aurellia keluar dari ruangan yang luasnya 1.200M².
Melvin berjalan langsung ke arah basement. Sepanjang perjalanan beberapa orang - orang berlalu lalang. Itu adalah pekerja yang membersihkan dan mempersiapkan untuk malam nanti.
Aurellia melirik jam tangannya, pukul 13.17, pantas saja lapar.
"Arra kau ingin makan apa? " pertanyaan yang sangat tepat.
"Saya rasa nasi goreng tidak terlalu buruk untuk siang ini" Aurellia memasuki mobil lamborghini biru milik Melvin.
"Nasi goreng ya? " tanya Melvin setelah menyalakan mobilnya. Mungkin itu bukan pertanyaan namun lebih seperti pertimbangan pada dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIN & AURELLIA
Storie d'amore•ROMANCE COMEDY• Jika hanya memandangmu berdosa maka aku siap untuk menjadi pendosa. -Aurellia Elena Dominic Kebahagiaanmu adalah prioritasku. Rindu dan luka ini biarkan menjadi urusanku. Aku tak pandai merangkai kata maka dari itu aku hanya dapat...