33

711 33 4
                                    

Happy reading, Dear❤



Tawa menyebalkan Melvin memenuhi dapur minimalis yang sedang di injak oleh dua pria itu. Tawa yang keluar setelah diam cukup lama.

"Sialan aku hanya memberi sedikit perhatian pada asistenku dan kau mengatakan aku mencintainya?!"

Bram tidak menjawab dan masih pada ketenangannya. Menunggu Melvin menghilangkan tawanya dan kalimat apa lagi yang akan keluar dari bibir Melvin.

"Apa aku perlu sedikit mengacau pada negara yang memburu kepala kosongmu ini? Dengan begitu aku akan mengajakmu keluar dari sini dan memperlihatkan perhatianku pada perempuan."

"Tidak perlu. Aku tahu kau perhatian pada jalang - jalang di luaran sana, bahkan sangat perhatian hingga membelikan sebuah apartemen elite pada salah satu jalang Rusia," sarkas Bram.

"Terdengar kasar."

"Aku sudah mencoba memilih kata paling lembut."

"Kau ingin mendengar penjelasannya?"

"Mungkin," acuh Bram.

"Servicenya sangat memuaskan."

"Bagaimana dengan service yang diberikan oleh wanita yang sedang tidur di salah satu kamar rumah ini?"

"Aku tidak memiliki hasrat yang menggebu jika bersama gadis itu," Melvin menggedikan bahunya.

"Gadis? Dari mana kau tahu jika kau belum menggunakannya?"

"Aku berpengalaman."

"Lebih cocok kata bajingan dari pada berpengalaman!"

"Kasar sekali," Melvin terkekeh dengan suara baritonnya.

"Jadi aku harus bicara lemah lembut jika sedang bicara denganmu?"

"Jangan membuatku takut."

Sebotol sampanye diambil Bram dari dalam almari pendingin dan meminumnya sebelum melanjutkan percakapannya bersama pemilik rumah ini.

"Kau mencintainya?" tanya ulang Bram.

"Tidak!" jawab Melvin sangat mantab.

"Kau membawanya ke sini."

"Aku juga membawanya ke rumah ibuku, ayahku dan tinggal bersamaku."

"Sudah jelas kau mengistimewakan yang satu ini."

"Tentu saja, dia asisten yang merangkap sebagai penghiburku. Aku tidak akan mau kehilangan kesenanganku. Dari pada berbicara denganmu atau Mario, dia lebih bisa membuatku tertawa," Melvin mendongak menatap langit - langit bersama otaknya yang berangan - angan.

"Sekarang aku percaya kau lebih menghargai jalangmu."

"Benarkah?"

Bram mendengus sembari menenggak sampanye. "Kau tidak ingin mencoba bersikap lebih baik sedikit padanya?"

Ingatan Melvin melalang buana pada masa sebelumnya. Awal pertemuannya dengan Aurellia hingga sekarang. Tidak, tidak ada sesuatu yang kejam atau pun sadis yang dia perbuat untuk Aurellia. Malah Melvin memberikan fasilitas terbaik untuk Aurellia. Lalu apa yang harus Melvin rubah? Mencoba sedikit lebih baik menyikapi Aurellia seperti yang dikatakan Bram? Memangnya dimana letak ketidak baikan Melvin pada wanita? Pada semua wanita?!

Pakaian, perhiasan, alat kecantikan, alat komunikasi Melvin berikan pada Aurellia. Melvin juga menjamin jika barang - barang itu adalah barang yang bermerek dan terbaik. Gaya hidup yang serba mewah, mana mungkin Melvin memberikan barang abal - abal.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang