22

890 40 0
                                    


Hidup terkadang harus menentang peraturan untuk mendapat kebahagiaan. Jika Kau selalu mengalir seperti air Kau tidak akan mengetahui bagaimana hebat dan kejamnya dunia. Sesekali Kau harus mencoba keluar dari zona nyaman.

•Xavera Stefanie•

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Hingga siang hari Aurellia enggan keluar dari kamarnya. Waktu sarapan pun Aurellia memilih mengurung diri di kamar.

Dari Aurellia mandi pagi hingga sekarang Aurellia menggerutu tidak jelas dan terkadang berteriak dengan menjambak rambutnya sendiri. Tidak memperdulikan jika suaranya terdengar sampai luar meskipun itu mustahil karena kamarnya kedap suara.

Yang dilakukan Aurellia sekarang semata mata untuk menghindari Melvin. Bersyukurlah Aurellia yang sejak pagi pun tidak mendengar Melvin mencarinya. Mau dia taruh di mana mukanya jika bertemu dengan bosnya itu.

"Arghhh! " frustasi Aurellia dengan mengacak - acak rambutnya.

Kejadian semalam terputar tidak jelas di kepala Aurellia. Namun meskipun tidak terlalu jelas Aurellia yakin jika pria yang Aurellia cium adalah Melvin. Dimana ada orang tampan yang sangat mirip dengan bos menyebalkannya itu?! Bodohnya Aurellia yang tidak dapat mengontrol dirinya sendiri.

Terdiam cukup lama dengan kepala yang terbenam di bantal akhirnya Aurrelia bangkit dari kasur besarnya dan berjalan menuju pintu. Keraguan kembali di rasakan Aurellia namun dengan cepat di tepisnya. Dia harus berbicara dengan Melvin jika kejadian semalam adalah di luar kendali Aurellia. Katakan jika Aurellia bodoh! Benar - benar bodoh sudah berani dan lancang mencium atasannya. Ya, meskipun Aurellia merugi karena ciuman pertamanya di dapatkan oleh rival sekaligus bos tampannya. Kata tampan memberi ketenangan tersendiri untuk Aurellia karena setidaknya Aurellia tidak mencium orang buruk rupa.

Kosong. Sepasang mata Aurellia tidak dapat menemukan tanda - tanda kehidupan di apartemen ini. Hanya ikan cupang yang berenang - renang di dalam akuarium. Dahi Aurellia mengernyit heran.

Si menyebalkan itu pergi?. Tanya Aurellia pada dirinya sendiri di dalam hati.

Pintu kamar Melvin yang berada di samping Aurellia terbuka sedikit menimbulkan rasa penasaran pada diri Aurellia. Di dekatinya pintu itu dengan langkah pelan.

Dengan gerakan pelan dan hati - hati Aurellia membuka pintu jati kamar Melvin. Dari tempatnya berdiri Aurellia dapat melihat seorang pria yang sedang tertidur dengan pulas di atas kasur besar.

Sampai di samping ranjang Melvin, Aurellia semakin heran mendapati bosnya tidur di siang hari. Melvin? Tidur siang hari? Baru kali ini Aurellia mendapati pria itu tidur siang.

Ketika Aurellia ingin beranjak dari tempatnya, ekor matanya menangkap kerutan dahi Melvin dan wajah Melvin yang  gelisah dalam tidurnya.

"Mom" suara kecil Melvin keluar dengan mata yang masih terpejam namun kegelisahan semakin terlihat jelas.

Tangan Aurellia terangkat berniat mengusap dahi Melvin agar merasa lebih tenang. "Astagaaa..." refleks Aurellia saat merasakan panas tubub Melvin tidak normal.

Aurellia bergegas mengambil wadah dan sapu tangan untuk mengompres Melvin yang demam. Rasa khawatir tidak dapat Aurellia tepis saat demam Melvin tidak kunjung turun dan badan Melvin yang menggigil.

Mario. Otak Aurellia teringat satu nama itu. Dalam ponsel Aurellia hanya terdapat tiga kontak nomer yaitu, Melvin, kakek Mevin dan Mario. Aurellia yakin pria itu dapat membantunya.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang