69

365 25 23
                                    

Hi!!!!

Ada yang rindu Melvin sama Aurellia?

Sebelumnya aku mau ngingetin kalian untuk
•Vote
•Komen
•Follow akun ini
•Kritik serta sarannya jika ada kesalahan kepenulisan

Semoga suka <3
Happy reading, Dear ♥


_______________________________________________________________________





Tiga minggu sudah berlalu Melvin pun kembali beraktivitas seperti biasa, menghabiskan waktu dengan tidak berguna. Juliana, ibu kandungnya pun sudah kembali ke Rusia bersama Vincent serta Demian.

Sedangkan Aurellia, Melvin tidak mengetahui pasti dimana perempuan itu berada. Terakhir kali Melvin mendengar kabar Aurellia di saat dirinya keluar dari Pradipta's Hospital.

Seperti ucapannya pada Leo hampir satu bulan lalu. Aurellia menerima putusnya kerja sama kontrak antara dirinya dengan Melvin namun tetap keras kepala mengunjungi ruangan Melvin meskipun tidak dapat menemui Melvin. "Aku hanya ingin memastikan Melvin masih hidup," ucap Aurellia kala itu.

Bisnisnya masih berjalan dengan baik, terkecuali dunia hitamnya. Keputusannya untuk meninggalkan underground tidak pernah dia sesali hanya saja semenjak mengambil keputusan itu hidupnya sedikit terusik akan orang - orang yang terus mencoba bertemu serta berkomunikasi dengannya untuk menawarinya bergabung bersama klan mereka.

Tentu saja Melvin tolak mentah - mentah. Hanya untuk melepaskan ikatannya bersama Bara saja sudah cukup merepotkan bagaimana jadinya jika dia bergabung dengan klan mafia lain? Bukannya dia hidup tenang yang ada semakin was - was disetiap langkahnya.

Melvin tahu dia juga tidak bodoh bahwa setelah dia memutus kerja samanya bersama Bara beberapa anak buah Bara terus mengawasinya. Untuk yang ini Melvin tidak akan mempermasalahkan, dia tahu betul apa yang dipikirkan penguasa dunia bawah seasia itu. Bocornya informasi perdagangan narkoba.

"Kau masih disini? " Vano yang hendak keluar untuk makan malam tidak sengaja masih melihat Melvin yang duduk seperti orang bodoh bersama beberapa wanita penghibur sejak siang tadi.

"Bagaimana dengan tunanganmu? Aku belum pernah melihatnya, " ucap Melvin tidak menjawab ucapan Vano yang sebelumnya karena pertanyaan Vano memang tidak layak untuk dia jawab disaat dia memang masih ada di ruangan ini.

"Dia baik - baik saja. "

"Apakah cantik? "

"Tentu saja, dia wanita tulen. "

Melvin menyeringai kecil, "meskipun aku sempat ragu akan kenormalan seksualitasmu tapi, aku percaya bahwa kau tetap akan memilih wanita cantik untuk menemani hidupmu. "

"Berhentilah berkata - kata seolah - olah aku akan segera menikah! " Kesal Vano.

"Well, tidak bisa dipungkiri setelah Beni ternyata kau yang menyusul ke jenjang lebih serius lebih dulu. "

Vano menyesap whisky yang telah dituangkan salah satu wanita yang menemani di ruangan ini. "Kau tahu betul alasan aku melakukan ini."

Melvin tersenyum tipis dengan mengedikan bahunya tidak ingin membahas lebih persoalan pertunangan dan pernikahan Vano yang akan dilakukan beberapa bulan lagi. "Sudah lama aku tidak melihat Beni. "

"Kau merindukannya? Mudah saja, kau bisa merebut istrinya maka kau akan mendapatkan ke duanya. Beni serta istrinya. "

"Perkataanmu terlalu mengerikan, Van. Meskipun aku brengsek dan karena Beni menikah membuatnya jadi jarang memiliki waktu untuk kita, sungguh aku ikut bahagia melihatnya yang sekarang. "

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang