56

583 33 3
                                    

Jangan lupa untuk
Vote
Comment
Tambahkan ke readinglist
Follow

Play •Attention - Charlie Puth•

Happy reading, Dear♥

"Apa kau sudah gila? Astaga sepertinya kau benar - benar gila karena sudah berani mengencani keponakan presiden!"

"Aku hanya mengajaknya makan malam. Well she is smart and I like her." Melvin menatap Sergio dengan menaik turunkan kedua alisnya, menggoda pria berwajah timur tengah disampingnya.

"Shit man! Jika dia tahu kau adalah iblis penjaga neraka pasti dia memilih untuk melaporkanmu pada pamannya." Sergio mengerutkan kedua alisnya, syarat akan ketidak sukaan apa yang sudah dilakukan Melvin.

"Dia tahu dan dia tidak memperdulikan hal itu."

"W—what?!"  Mata terang Sergio membulat mendengar kejujuran Melvin.

"Ayolah! Aku Hades! Seperti katamu, iblis penjaga neraka. She is smart, tidak ada barang bukti untuk menyengsarakan diriku dan negaranya pun memiliki banyak hubungan denganku, jika diriku sengsara sama saja menggoyahkan pemerintahan negara—dimana pamannya menjadi pemimpin" Ucapnya dengan senyuman geli seolah apa yang sedang dia bicarakan adalah restoran yang menyajikan menu makanan terbaik. Gila!

Keduanya terdiam dengan ekspresi masing - masing. Memikirkan hal yang sama dan kegilaan yang sama.

Hembusan nafas kasar dari Sergio mengeluarkan asap karena efek suhu yang ekstrim. Jas putih kebanggaanya tidak mampu memberikan kehangatan yang dia inginkan. Sedangkan pikirannya berkeliaran karena sosok tampan disampingnya. Pria gila yang baru saja menemuinya.

"Kau memiliki ikatan dengan petinggi Amerika?" Suara Sergio kembali terdengar.

"Aku? Aku tidak pernah mengusik orang - orang dalam sebuah tatanan negara. Ada seseorang yang melakukan itu, orang yang memberiku akses."

"Jika kau tidak mengusik para politikus itu ... lalu siapa pelaku yang sudah membantai keluarga mentri keuangan Amerika Serikat? Kau pasti tahu kabar itu, tentang pembantaian satu keluarga yang tragedi pembunuhannya diubah menjadi kecelakaan mobil."

"Aku tidak bisa memberi tahumu, itu akan membuat kebocoran informasi. Lebih baik kau memikirkan bagaimana caranya menjual nyawa agar kau tidak susah - susah menjadi ahli bedah," cengiran menyebalkan Melvin perlihatkan. "Lagi pula kau tidak berhak membicarakan rahasia negara orang lain. Kau bisa mati disini, ingat Sergio! Ini bukan Dubai."

"Hahh! Aku jadi ingin berbisnis nyawa. Andai saja nyawa bisa dibeli dengan uang, aku tidak akan pernah panik didalam ruang operasi." Wajahnya yang lesu dan lelah sama sekali tidak mengurangi kharismanya sebagai dokter muda tampan.

Melvin terkekeh mendengar celetukan teman jauhnya itu. Sergio adalah orang sudah beberapa kali bertemu dengan Melvin dan tidak memperdulikan profesi Melvin. Baginya dunia kedokterannya sudah sangat jauh berbeda dengan dunia bawah tanah Melvin. Ikut campur urusan Melvin sama saja dia membuka pintu kematian untuk dirinya sendiri.

"Sudahlah, bagaimana jika kita minum kopi? Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, sepertinya kau semakin tua."

"Minum kopi? Terdengar sangat menyenangkan, sudah lama aku tidak menikmati waktu senggang. Di depan ada cafe tidak begitu buruk untuk bernostalgia." Sergio menepuk bahu Melvin dan berjalan mengarahkan.

💙💙💙

Ruangan bernuansa klasik dengan penerangan cahaya yang tidak begitu terang dan disetiap sudut ruangan terdapat rangkain bunga yang sudah ditata rapi memberikan kesan menakjubkan. Para tamu yang datang untuk acara yang diadakan di ruangan besar itu terlihat saling berbincang untuk hanya sekedar menyapa atau pun melebarkan bisnis yang dijalankan. Tidak sedikit pula para wanita yang berlomba - lomba memamerkan perhiasan yang sedang dikenakan.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang