50

658 34 6
                                    

Jangan lupa vote and comment♥

Jangan lupa follow akun ini♥

Happy reading, Dear♥




"Ayolah, Arra!"

"Tidak! Pergi saja sana sendiri!

"Disini tidak aman untuk kita!"

"Oh ya?"

"Apa yang kau inginkan? Aku akan mewujudkannya asalkan kau mau mengikutiku sekarang."

Pria yang sedang berdiri tegak di dekat Aurellia itu terus merayu agar Aurellia mau menurutinya. Aurellia sendiri kerap kali kehilangan fokusnya karena kalimat panjang yang pria itu ucapkan dan ketampannyan.

Untuk beberapa detik Aurellia menahan nafasnya karena pria yang sejak tadi merayunya membuka dua kancing teratas kemejanya. Dada bidangnya yang indah terlihat mengintip dari kemeja yang terbuka itu.

"Ak—aku ingin ice cream, nasi goreng dan makanan khas pulau Bali!" Jawab Aurelli setalah diam sangat lama mencerna ucapan lawan bicaranya dan gugup melihat pemandangan indah didepannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ak—aku ingin ice cream, nasi goreng dan makanan khas pulau Bali!" Jawab Aurelli setalah diam sangat lama mencerna ucapan lawan bicaranya dan gugup melihat pemandangan indah didepannya.

Melvin, pria itu yang sejak tadi merayu Aurellia. Setangah jam waktunya terbuang sia - sia karena Aurellia menolak untuk meninggalkan hotel yang mereka tempati sejak beberapa hari lalu. Sabu - sabu sialan! Barang laknat itu menyusahkannnya!

"Oke, kita terbang ke Bali sekarang. Pesawatku akan tiba dibandara dua puluh menit lagi." Melvin tersenyum kecil akan jawaban Aurellia. Dia hampir saja kehabisan akal untuk membujuk gadis keras kepala itu.

"Terbang?"

"Iya!" Melvin menuntun tangan Aurellia masuk ke dalam lengan mantel yang sejak tadi dia ambil dari almari.

Aurellia menurunkan kakinya dari ranjang. Telapak kakinya yang diperban karena pecahan beling terasa sedikit nyeri saat bertemu dengan lantai yang dingin.

"Kau masih bisa berjalan?"

"Apa kau mengharap aku lumpuh?"

Melvin berdecak. Sadar atau tidak sadar gadis ini sama saja!

"Tidak, tentu saja aku berharap kau tetap baik - baik saja."

"Bagaimana jika aku nanti mati?" Tanya Aurellia asal dengan berjalan terpincang - pincang di samping Melvin.

"Kau tidak akan mati."

Aurellia berhenti sebentar setelah keluar dari pintu. Menatap lif yang jaraknya kurang dari 20 meter dari tempatnya berdiri membuat dia berharap benar - benar mati sekarang juga. Ah sangat konyol.

"Jangan terlalu yakin. Kau bukan malaikat pencabut nyawaku!"

"Kau akan tetap baik - baik saja selama bersamaku!"

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang