Sebelum baca part ini, saya peringatin kalo part ini berisi hal - hal yang lumayan vulgar. Jadi yang belum berumur 17+ di saranin skip part selanjutnya.
Kalo nekat dosa tanggung sendiri!!!!
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Shit! Are you doing?! " maki Aurellia dengan menutup kedua matanya.
Melvin yang sedang bercinta dengan wanita panggilannya di sofa club miliknya langsung menghentikan kegiatan panasnya. Hampir saja dia mendapat pelepasan namun semua gagal karena suara Aurellia yang mengalahkan desahan wanita yang sekarang sedang mengatur nafasnya dengan menutupi bagian intimnya menggunakan dress.
Melvin dengan santainya memakai kembali pakaiannya tanpa merasa malu atau pun bersalah. Andai saja yang datang bukan Aurellia, pasti orang itu sudah babak belur karena mengganggu kegiatan Melvin.
"Turunkan tanganmu aku sudah selesai! " perintah Melvin dengan duduk di singel sofa dan meminum vodkanya dengan sekali tengguk.
Aurellia berjalan mendekati Melvin dengan wajah yang memerah antara menahan marah dan malu dengan apa yang baru saja yang dia lihat.
"Kau benar - benar menodai mataku, Pak! " Aurellia melirik sinis pada wanita panggilan Melvin yang sedang memakai pakaiannya.
"Kau sudah sembilan belas tahun, Arra" Melvin tersenyum tipis merasakan libidonya sedang membara.
"Aku tidak habis pikir denganmu, Pak. Tengah malam seperti ini Kau menyuruhku ke sini hanya untuk melihatmu melakukan hal tidak senonoh?" Aurellia membuang pandangannya, "Baru tadi pagi kita sampai di Jakarta dan Kau seenaknya menyuruh Mario untuk menjemputku! Aku lelah! "
Melvin memberikan cek pada wanita yang habis di pakainya. "Aku hanya memintamu menemaniku disini, Arra"
"Aku tidak yakin dengan katamu hanya menemani setelah apa yang aku lihat barusan" Aurellia menyipitkan matanya saat kembali menatap Melvin.
"Hahaha... Kau ini terlalu berfikir negatif tentang aku, Arra. Apakah aku pernah menyentuhmu selama ini? "Aurellia terdiam, "aku tidak pernah mengatakan atau menjanjikan apa yang tidak bisa aku lakukan, Arra."
Aurellia hanya mendengus sebal pada Melvin. Aurellia melirik celana Melvin yang menonjol pada bagian intimnya. Apakah milik Melvin sebesar itu?. Meringis membayangkan bagaimana linunya milik Melvin yang sedang bergairah dan terpaksa menghentikan aktivitasnya.
"Apakah aku disini hanya untuk menjadi seperti orang bodoh?! " tanya Aurellia dengan ketus untuk mengalihkan pemikiran liarnya sendiri.
"Ya, Kau hanya cukup duduk manis. Jadi Kau sudah menyadari jika Kau bodoh? " Melvin tersenyum mengejek.
"Kau mengataiku?! " Aurellia melotot tidak terima atas perkataan Melvin.
"Kau yang mengatakan sendiri"
"Lalu Kau pikir Kau secerdas apa?! Mengingat nama saja Kau tidak becus! "
"Arra—"
"Aku sebal padamu, Pak! Kau selalu memancing emosiku! " Aurellia mengambil gelas yang berada di atas meja dan menengguknya dengan kasar.
Tenggorokan Aurellia rasanya seperti terbakar saat minuman berwarna merah itu dia minum. Pahit, manis dan panas bercampur menjadi satu.
Minuman apa ini?, pikir Aurellia saat gelas yang berisi minuman merah itu hampir habis.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELVIN & AURELLIA
Romance•ROMANCE COMEDY• Jika hanya memandangmu berdosa maka aku siap untuk menjadi pendosa. -Aurellia Elena Dominic Kebahagiaanmu adalah prioritasku. Rindu dan luka ini biarkan menjadi urusanku. Aku tak pandai merangkai kata maka dari itu aku hanya dapat...