62

790 39 10
                                    

Jangan lupa untuk :
-Vote
-Comment
-Follow
-Tambahkan ke readinglist

Pokoknya aku gak akan bosan ingatin kalian buat lakuin hal di atas :') Bodo amat di bilang keras kepala:v

Happy reading, Dear ♥

Saat kelopak matanya terbuka yang pertama kali Aurellia lihat adalah sosok Melvin yang berdiri di depan kaca besar dengan tirai yang terbuka sebagian. Pria dengan celana tidur pendek tanpa atasan itu berdiri membelakangi Aurellia menghadap view kota di pagi hari.

Aurellia menggerakan tubuhnya untuk duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Selimut yang tadi menyelimuti hangat dia tarik untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Kau sudah bangun? " Selalu pertanyaan itu yang menyapa Aurellia saat bangun dari tidur jika ada Melvin di radarnya.

Aurellia berdehem lalu mengangguk sebelum bergerak kembali memilih posisi lebih nyaman. Matanya yang masih mengantuk menatap Melvin yang berjalan mendekat dan duduk di sampingnya.

"Aku kira kau harus mendapat ciuman cinta sejatimu lebih dahulu untuk bangun dari tidur, seperti putri duyung. "

"Putri salju, " koreksi Aurellia. "Kau belum bersiap? Setengah jam lagi kita harus chek out. "

"Tidak perlu terburu, aku sudah perpanjang waktu penginapan, " Melvin menyingkirkan helaian - helaian rambut yang menghalangi wajah Aurellia.

Ketukan pintu kamar hottel menghentikan gerakan tangan Melvin, "sebentar. " Ucapnya sebelum bangkit.

Pintu kayu warna coklat gelap Melvin buka dan petugas hottel ada di baliknya dengan kereta makanan. Wanita dengan usia sekitar 25 tahunan itu Melvin persilahkan masuk untuk menyiapkan sarapan.

Dari ranjang Aurellia bisa melihat jika petugas hottel itu curi - curi pandang pada Melvin yang berdiri dengan bersandar pada dinding.

"Melvin! " Panggil Aurellia membuat si petugas hottel menyadari jika ada Aurellia di atas ranjang. Wajah kecewa dan tidak suka dari petugas hottel itu juga tidak luput dari pengawasan Aurellia. "Aku ingin mandi dan butuh baju! " Tekan Aurellia di setiap katanya.

Melvin berjalan mendekat mengusap kepala Aurellia lembut dengan senyum malaikatnya, "Mario sudah mengirim baju tapi sepertinya dia hanya mengirim baju tidur. " Tunjuknya pada paperbag yang ada di atas sofa.

"Tidak, aku sedang tidak ingin kembali tidur. " Aurellia membenarkan selimut yang menutupinya karena sedikit merosot. "Aku tidak ingin di pandang aneh saat keluar hottel siang - siang dengan baju tidur. "

Melvin memiringkan kepalanya memandang Aurellia. Tidak seperti biasanya Aurellia mempermasalahkan pakaian yang dia gunakan. Tapi secepatnya Melvin menepis hal sepele itu dan menghubungi Mario lagi.

Dering pertama...

Dering ke dua...

Dering ke tiga...

Mario tetap tidak menjawab panggilan dari Melvin. Sekali lagi Melvin menghubungi Mario.

"Saya sudah siapkan sarapannya, Tuan. " Ucap wanita dengan seragam hottel.

Melvin meraih dompetnya yang ada di lantai untuk memberikan tip pada petugas hottel masih dengan ponsel di telinganya.

Kerutan di dahi Melvin membuat Aurellia yang mengamati ikut mengerutkan dahinya. Melvin lupa jika dirinya sangat jarang menggunakan uang cash dan sekarang dompetnya kosong hanya berisi kartu - kartunya.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang