65

885 39 9
                                    

Jangan lupa untuk :
-Vote
-Comment
-Tambahkan ke reading list
-Follow akun ini anitasaharani

Jika kalian tidak suka cerita ini cukup beri vote saja, apa lagi suka sama cerita ini ^_^ tinggalkan jejak sebanyak mungkin.

Happy reading, Dear ♥





"Astaga! Menyingkirlah! Kau hanya membuatku menyulitkanku menyiapkan makan siang! " Sentak Aurellia pada Melvin yang terus menempelinya di saat menyiapkan makan siang.

Di rumah peristirahatan ini tidak ada bahan segar yang dapat Aurellia olah menjadi makan siang, namun untungnya dulu saat Melvin sesekali menempati rumah besar ini dirinya meninggalkan banyak makanan instan yang hanya perlu sedikit pengolahan.

"Melvin! Lebih baik kau duduk menonton televisi atau menikmati Whisky seperti tadi. "

"Aku ingin spaghetti, Arra. "

"Of course! Aku akan segera membuatkanmu spaghetti. Jadi, Tuan Melvin Dirgantara yang terhormat mohon kerja samanya. "

Melvin mengecup kecil leher jenjang Aurellia berulang kali hingga wanita yang ada di dalam dekapannya merasa kegelian.

Helaan nafas kasar membuat Melvin semakin mengeratkan pelukannya agar Aurellia tidak bisa melepaskan dekapannya. Sungguh dirinya sangat menyukai posisi ini.

Aurellia memutar tubuhnya menghadap Melvin. Memandang wajah tampan yang tersenyum lebar, "tadi kau mengatakan kau lapar lalu meminta spaghetti. Aku akan membuatkan itu untukmu, jadi ayolah, Melvin berhenti menempeliku seperti ulat bulu! "

Satu kecupan Melvin daratkan pada bibir kecil Aurellia yang mana semakin menambah kekesalan wanita bersurai panjang itu. "Beri aku satu ciuman! "

"Tidak! Kau sudah mendapatkan lebih dari itu tadi pagi! "

"Satu ciuman, Arra! "

Sedikit menjinjitkan kakinya Aurellia mengecup sekilas bibir Melvin lalu kembali memutar tubuhnya menghadap panci yang terisi air mendidih. Memasukan dua porsi spaghetti ke dalam panci dan mengambil dua piring untuk menyajikannya.

"Kau sudah mendapat ciuman yang kau mau, kenapa masih saja tidak membebaskanku! " kesal Aurellia dengan datar.

"Kau hanya memberiku kecupan! Aku mau ciuman, Arra! "

"Kau tidak melihat aku sedang membawa pisau? " Di angkatnya pisau tajam yang sedang dia gunakan.

"Kau tidak akan bermain - main dengan pisau itu. Aku tahu kau selalu merasa panik setiap kali melihat darah. " Di hirupnya dalam - dalam aroma bunga mawar dari leher Aurellia yang dia tinggali beberapa tanda kepemilikan.

"Dari mana kau tahu? "

"Aku seorang pebisnis, Arra. Tentu saja aku harus memiliki insting tajam dan harus bisa membaca ekspresi seseorang. Aku sarankan kau juga mempelajari hal itu untuk menjauhkanmu dari penipuan. "

Di tepis dengan kasar tangan nakal Melvin yang mulai menelusup masuk ke dalam kaos longgarnya. Kembali mengaduk spaghetti yang mulai melunak di dalam panci dan sedikit menolehkan kepalanya pada Melvin. "Untuk apa? Aku tidak berminat sama sekali untuk memulai peperangan dengan saudara tiriku hanya untuk berkecimpung dengan dunia bisnis. "

"Dasar bodoh! Apa kau pikir penipuan hanya ada di dalam dunia bisnis? Oh my lord! Aku tidak menyangka Farkhan Dominic memiliki putri sebodoh ini. "

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang