52

580 29 9
                                    



Jangan lupa untuk :
-Vote
-Comment
-Follow

Warning!!! 17+

Happy reading, Dear ♥

Setelah mengirim sebuah pesan melalui ponsel cerdasnya, Melvin melanjutkan jalan - jalannya di sekitar gedung bersejarah di New York. Tepatnya gedung Rockfeller. Di halaman gedung itu masih berdiri kokoh pohon Natal setinggi 100 kaki.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


D

i sana Melvin menemui banyak orang dari berbagai ras, suku dan bangsa. Tidak memungkiri juga Melvin sesekali membalas sapaan orang - orang yang tidak dia kenal.

Salju masih turun dengan tenang. Tidak ada badai untuk minggu ini. Syukurlah dengan begitu Melvin bisa berjalan - jalan di kota besar ini dengan leluasa tanpa takut terjebak badai salju yang sering terjadi di New York.

Hembusan nafas Melvin yang mengeluarkan asap karena dinginnya suhu bersamaan dengan dirinya yang duduk di atas bangku taman panjang. Baju hangatnya tidak membantu banyak. Mungkin itu efek karena Melvin sudah lama tidak bepergian ke negara empat musim.

Mata indahnya terpejam menikmati butiran - butiran salju dan keramaian yang mengelilinginya.

"Aurellia Elena Dominic"

"Mengapa saya harus bersusah payah mengeluarkan ekspresi saya hanya karena Anda bosan?"

"Jika saya memiliki banyak uang pasti saya sudah membangun sekolah untuk anak - anak kurang mampu"

"Kenapa tanya padaku? Kau sudah ingin mengangkatku jadi bosmu?"

"Pak! Aku akan menyengsarakanmu sebelum aku mati! "

"Benturkan saja kepalamu yang berisi otak mesum tidak berguna itu!"

"Sepertinya aku pernah mengatakan jika kau orang terakhir yang akan aku rindukan. "

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang