68

414 26 12
                                    

Hi!

Seperti biasa jangan lupa untuk
•Vote
•Komen di setiap paragaf yang kalian suka
•Masukkan ke dalam reading list
•Follow akun penulis buat berita updeat :)
•Ajak teman kalian baca juga ya!:)

Btw udah lama banget nih ngga up hampir 5 bulan hehe

Masih ada yang setia nunggu cerita ini?

Happy reading, Dear 💙

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Untuk pertama kali yang dia lihat adalah hari, tanggal serta jam saat ini. Deretan angka digital serta nama hari tertera jelas di dinding berwarna putih. Benar - benar sunyi bahkan dirinya bisa mendengar suara nafasnya sendiri.

Sedikit saja dia bergerak maka alram peringatan akan berbunyi memenuhi ruangan ini serta kepala dokter yang memiliki kuasa penuh akan lantai ini akan mendapatkan notifikasi.

Meskipun baru pertama kali dirinya melihat secara langsung isi serta kecanggihan lantai teratas rumah sakit ini, namun terasa sudah tidak terlalu asing. Leo pernah meminta pendapatnya tentang rancangan lantai VVIP ini.

Pradipta Hospital, satu - satunya rumah sakit yang memiliki kecanggihan terbaik di negri ini.

Sudah 2 minggu lebih dirinya koma. Seluruh tubuhnya terasa lumpuh bahkan hanya untuk menggerakan jemari terasa sangat berat untuknya.

Layar - layar hologram yang menunjukan keadaan tubuhnya berjalan dengan normal, di ujung ruangan terdapat rak tinggi yang berisi cairan serta obat - obatan. Berjarak 5 meter dari ranjangnya terdapat sekat terbuat dari kaca. Di dalam ruangan kaca itu ada sofa beludru berwarna hitam dan rak buku yang di penuhi dokumen - dokumen.

Tidak lama dari kesadarannya ini suara langkah - langkah kaki memasuki ruangan.

"Mr. Dirgantara! Can you hear me? "

Sekitar 3 orang berjas putih menatapnya dengan penuh rasa semangat. Satu di antaranya dapat Melvin yakini jika orang itu berasal dari benua yang berbeda dengannya.

"Jika Anda dapat mendengar saya cukup kedipkan mata Anda dua kali.

Mengikuti intruksi Melvin mengedipkan matanya dua kali. Wajah - wajah mereka terlihat semakin lega saat dirinya menunjukan kemajuan yang baik.

"Anda sudah 16 hari koma karena luka tusuk yang membuat organ dalam Anda terluka parah. Selama 16 hari itu juga Anda mengalami 3 kali syok kardiogenik. "

Melvin memejamkan matanya. Dia tidak mengira jika dirinya masih bisa hidup. Sebelum dirinya benar - benar kehilangan kesadaran beberapa waktu lalu di dalam pangkuan Rosse instingnya sudah memberi gambaran bahwa dirinya akan mati saat itu juga.

Para dokter itu memeriksa Melvin dengan menyeluruh, untuk memastikan bahwa penjelasan pada layar hologram sama dengan keadaan Melvin sekarang.

Sedangkan yang di pikirkan Melvin sekarang adalah kemungkinan - kemungkinan yang terjadi selama dirinya koma.

Memaksakan tangannya bergerak, Melvin melepas alat bantu pernafasannya. "Apakah ada orang lain yang melihat keadaanku selain kalian? " Tanya Melvin dengan susah payah karena setiap tarikan nafas dan kata - kata yang terucap membuat nyeri pada bagian dalam tubuhnya.

"Hanya kami para dokter yang memiliki wewenang atas ruangan ini yang bisa melihat keadaan Anda secara langsung. Maaf jika itu mengganggu Anda tapi itu adalah kebijakan yang dibuat oleh pemilik sah Pradipta Hospital. "

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang