10

1K 60 1
                                    

Kini Aurellia berada di dalam salah satu mall terbesar di Jakarta. Bukan untuk berbelanja atau menghadiri meeting bersama Melvin. Tepatnya menunggu Melvin yang sedang bertemu dengan Ayahnya.

Aurellia ingat betul pusat perbelanjaan ini yang dia kunjungi tengah malam bersama Melvin waktu itu. Baru tadi Aurellia mengetahui bahwa gedung besar beserta isinya ini ternyata milik ayah Melvin.

Pantas saja Melvin memiliki akses bebas akan tempat ini.

Lebih tepatnya sekarang Aurellia berada di dalam restaurant yang menawarkan menu makanan Jepang. Di depannya sudah tersaji beberapa menu yang ditawarkan salah satunya ramen, sushi dan takoyaki. Untuk minumnya Aurellia lebih memilih jus stroberi.

Makanan itu semua hanya untuk Aurellia sendiri dan membelinya tentu saja menggunakan uang Melvin. Sedangkan Melvin dari tadi hingga sekarang masih bersama ayahnya.

Tidak salahkan sedikit boros. Salahkan saja Melvin yang dengan songongnya memberinya kartu ATM beserta passwordnya . Aurellia ingat dengan jelas apa yang dikatakan Melvin tadi.

"Kau jalan - jalanlah dan blanja sepuasmu!" Ucap Melvin atau lebih tepatnya perintah sambil mengeluarkan kartu dari dompetnya.

"Aku mau berbicara dengan ayahku, mungkin sedikit lama" Jelas Melvin dengan melirik pintu maghoni. Ya, ayah Melvin di dalam ruangan itu.

"Tapi—"

"Tenang saja maupun kau berbelanja tas Hermes satu toko pun uang di dalam kartu itu masih sisa. Bersenang - senanglah!" Melvin tersenyum seperti malaikat.

"Anda tidak takut uang Anda saya habiskan? " alis Aurellia mngerut seakan masih tidak percaya ucapan Melvin.

Bukan sekali ini Aurellia di beri kartu seperti ini oleh Melvin. Namun biasanya hanya disuruh untuk membeli makanan. Sedangkan sekarang Melvin menyuruhnya berbelanja! Apakah pria ini tidak takut uangnya Aurellia kuras!.

Melvin tertawa dengan menatap Aurellia geli, "Habiskan saja jika Kau bisa Arra! Sudahlah pergi sana bersenang - senang dan jangan matikan ponselmu agar aku mudah mencarimu nanti! "

Aurellia menatap Melvin horor. Sedangkan Melvin tetap tersenyum manis dengan mengedipkan sebelah matanya genit sebelum hilang di balik pintu.

Sungguh memiliki bos seperti Melvin adalah keberuntungan sekaligus kesialan yang menjadi satu paket komplit lengkap.

Bruukkk...

Aurellia tidak sengaja menabrak pundak seorang pria berpakaian formal ini yang membuat lamunannya buyar. Setelah makan Aurellia memang berniat jalan jalan memutari mall ini. Masih dengan menundukan kepala tapi dapat Aurellia ketahui orang yang dia tabrak masih berada disini.

"Lain kali jalan jangan dengan melamun Nona" ucap pria itu.

Suara itu... Terdengar akrab di telinganya. Ketika di dongakan kepalanya  dan matanya bertemu dengan sepasang bola mata yang terlihat tajam dan tegas. Terkejut dengan siapa sekarang Aurellia berhadapan, namun dengan sebisa mungkin Aurellia menyembunyikan keterkejutannya.

Pria yang sudah berumur kepala empat itu terlihat memasang wajah datar ketika sadar bahwa yang menabraknya Aurellia, "sudah lama tidak berjumpa dan––" pria itu memandang penampilan Aurellia dari atas hingga bawah seakan menilai "sepertinya setelah keluar dari rumah Kau tidak merasa kesusahan dalam menopang hidup"

"Tentu saja. Kenapa saya harus susah setelah keluar dari neraka itu Tuan Dominic yang terhormat!" senyum meremehkan jelas di bibir Aurellia, sangat mirip dengan senyum Melvin ketika mengejek Aurellia.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang