72

292 13 12
                                    

Sedih banget cerita udah bertahun - tahun belum kelar:/

Masih suka bacain komentar dari kalian dan itu buat aku makin semangat balikin mood nulis ❤

Aku harap di part ini kalian banyak komentar dan tidak lupa untuk votenya❤

Happy reading, Dear❤

Ini sudah hampir tiga bulan Aurellia berada di Swiss. Ayahnya hanya sesekali mengirim pesan memintanya untuk segera kembali dan dirinya masih ingin di sini.

Selain pemandangan alam yang indah Swiss juga memberinya ketenangan. Selama dirinya ada di sini waktunya dia habiskan untuk menjelajah setiap sudut negara ini hingga tidak ada waktu memikirkan segala sesuatu yang membuatnya sedih. Selama travelling di sini juga dirinya memiliki satu teman, Yasmine. Wanita yang usianya 5 tahun di atasnya dengan wajah yang tegas dan jelas orang Asia.

Pembicaraan mereka nyambung dan selera mereka juga tidak berbeda jauh sehingga membuat Aurellia nyaman berdekatan dengan Yasmine dan yang penting lagi adalah Yasmine sangat membantunya yang tidak bisa berbahasa Perancis atau pun bahasa resmi lainnya negara ini. Saat mengunjungi restoran besar atau toko - toko besar memang sebagian besar pelayan mereka bisa berbahasa Inggris namun jika sedang ke tempat wisata yang harus berinteraksi dengan warga lokal itu yang menjadi hambatan untuk Aurellia. Sebagian besar warga lokal tidak mau melayani atau berinteraksi dengan turis yang menggunakan bahasa Inggris.

"Kau tahu aku sangat ingin paralayang tapi aku belum pernah mencobanya jadi membuatku sedikit takut. " Yasmine yang sedang memakan roti sandwichnya membuka pembicaraan sembari menikmati orang - orang yang terbang di udara.

"Cukup aman tidak akan sampai membuat nyawamu hilang, " Aurellia menanggapi dengan ikut mendongakan pandangannya.

"Kau pernah bermain paralayang? "

"Entahlah sepertinya aku pernah bermain olahraga yang menantang adrenalin itu. "

"Dimana? " Tanyanya dengan mendekatkan diri sangat antusias.

"Di mimpi, maybe. "

Yasmine mendengus kesal dengan memutar bola matanya. Dirinya sudah cukup terlalu berharap kepada Aurellia.

"Ngomong - ngomong sebelumnya kau bekerja apa?" Entah dari mana Yasmine mendapat inspirasi memberikan pertanyaan itu kepada Aurellia yang pasti itu sedikit membuat Aurellia berfikir apakah dirinya harus menjawab apa adanya atau berbohong. Menyinggung apa pun itu yang bersangkut paut dengan Melvin Richardo Dirgantara adalah keengganan Aurellia.

"Melayani orang pengangguran" Aurellia tidak salah 'kan? Sebelumnya Melvin memang pengangguran yang sibuk menghamburkan uang 'kan?

"Tidak mungkin!"

"Lalu untuk apa kau bertanya jika tidak ingin mempercayainya? "

"Melihat caramu hidup di negara ini? Lalu kau berharap aku percaya kau selama ini bekerja melayani orang pengangguran?! Aku jadi penasaran seberapa besar gaji yang kau dapatkan dari orang pengangguran itu. "

Aurellia tertawa menyadari itu. Seberapa banyak uang Melvin yang sudah masuk ke dalam rekeningnya hingga hari ini, apakah sekarang sudah waktunya untuk mentotal semua? Aurellia tidak akan sanggup. Bahkan setelah dirinya tidak menjabat sebagai asisten pribadi Melvin pun dirinya masih mendapatkan tunjangan hidup mewah.

"Cukup untuk hidup selama puluhan tahun tanpa bekerja. "

Aurellia tidak berbohong karena hingga kemarin pun rekeningnya masih di isi oleh Melvin tanpa dirinya meminta, entah bermaksud apa pria itu mengirimkan uang segitu banyaknya di setiap satu minggu sekali. Aurellia sudah sempat mendebatkan ini beberapa kali yang berakhir dengan alasan Melvin yang harus melanjutkan pekerjaan. Rupanya pria itu benar - benar ingin dimiskinkan olehnya.

MELVIN & AURELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang